Tips Menghindari Kebiasaan Foto-foto saat Umrah yang Berujung Pamer di Media Sosial, Dijamin Tanpa Riya
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Di era digital ini, kamera ponsel seakan menjadi teman tak terpisahkan, bahkan saat ibadah umrah maupun haji di Tanah Suci.
Pemandangan jemaah yang sibuk mengabadikan setiap momen selama umrah, baik dari berpose di depan Ka'bah hingga berswafoto saat sa'i semakin sering terlihat.
Media sosial menjadi panggung utama sebagai tempat memamerkan momen selama ibadah umrah bahkan haji. Mereka akan menyertakan secara lengkap dengan caption yang terdengar religius.
Namun, pernahkah kita bertanya apakah kita sedang mendekatkan diri kepada Allah, atau sekadar berburu konten? Foto yang terunggah di media sosial hanya bisa mengundang riya.
Oleh karena itu, tvOnenews.com akan berbagi tips mengurangi kebiasaan foto-foto selama ibadah umrah, dengan tujuan tetap istiqamah beribadah di Tanah Suci dan tidak menjadi sombong.
Menyadari Esensi Ibadah Umrah
- Antara
Â
Dilansir dari buku Fiqh Prioritas karya Yusuf Al-Qaradawi terbitan Mizan, 2001, Umrah bukanlah sekadar perjalanan wisata religi, tetapi ibadah yang penuh makna spiritual dan mengandung nilai-nilai keikhlasan serta penghambaan kepada Allah SWT.
Dalam Islam, menjaga niat adalah hal yang sangat penting, sebagaimana dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda,Â
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka dari itu, seyogyanya kita menjaga niat sejak dari rumah, bahwa perjalanan ini adalah untuk ibadah, bukan eksistensi pribadi.
Tanah suci adalah tempat di mana kita seharusnya merendahkan hati, bukan meninggikan ego. Kesadaran akan nilai spiritual umrah akan menuntun kita menjauh dari keinginan untuk memamerkan aktivitas ibadah kepada dunia.
Dampak Negatif Kebiasaan Foto-foto saat Umrah
Merujuk dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, kebiasaan mengambil foto berlebihan selama umrah bisa berdampak pada kekhusyukan ibadah.
Fokus berpindah dari merenung dan berdzikir menjadi mencari sudut foto terbaik. Kemudian, bukan hanya mengganggu diri sendiri, tetapi juga bisa mengganggu jemaah lain.
Terlebih lagi, tanpa sadar, aktivitas ini bisa memicu penyakit hati seperti riya—memamerkan ibadah agar mendapat pujian manusia.
Load more