Mengenal Sakit Titiek Puspa dan Ini Anjuran Ahli Medis dan Islam dalam Mengobati
- Instagram Titiek Puspa
Jakarta, tvOnenews.com- Artis sekaligus Penyanyi senior, Titiek Puspa dikabarkan wafat pada hari Kamis (10/4) kemarin. Kabar ini tentu mengejutkan siapapun.
- Instagram Titiek Puspa
Sebab artis kondang Indonesia itu, sangatlah dikenal energik. Bahkan juga, ia dikenal sebagai motivator untuk para penyintas Kanker Indonesia.
Diketahui, beliau sempat mengalami Kanker Serviks, alhamdulilah sembuh setelah menjalani pengobatan non medis yaitu meditasi dan mengajarkan untuk percaya Tuhan.
"Itu yang namanya meditasi tidak ada obat, tidak ada lilin, obor, api unggun, biasa gitu aja. Normal gitu aja. Itu adalah pekerjaan si saraf, kekuatan badan kita yang udah dibikin Tuhan," ungkap Titiek Puspa dalam Podcast Deddy Corbuzier waktu lalu.
Titiek Puspa sebelum meninggal dunia, Sempat dikabarkan mengalami pembuluh darah pecah.
Sebagaimana disampaikan Petty Tunjungsari, anak pertama Titiek Puspa, mengungkapkan sebelum mengalami pecah pembuluh darah, sang ibu tak menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan.
"Dan kami sendiri juga tidak mengerti kenapa terjadi perdarahan karena tanggal 24 Maret, dua hari sebelumnya itu sehat," ujar Petty dalam konferensi pers di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Namun sejauh ini, Keluarga besar masih bertanya karena almarhum sebelumnya keadaan sehat dan tiba-tiba mengalami kondisi tersebut.
Sehubungan dengan ini, mengingatkan kita pada penjelasan bagaimana mengenali sakit atau gejala soal pembuluh darah pecah dialami Titiek Puspa.
Penjelasan Dokter soal Pembuluh Darah Pecah
Dokter ahli menjelaskan soal pembuluh darah di otak bisa pecah, bisa karena tekanan darah terlalu tinggi atau ada kelainan pada pembuluh darah.
"Pembuluh darah bisa pecah karena tekanan yang tinggi, sehingga tidak tahan dengan tekanan ini, sehingga dia pecah, atau memang pada dasarnya ada kondisi kelainan sudah tipis," kata Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu, dikutip Jumat (11/4/2025).
"Jadi kasus pecahnya pembuluh darah itu paling utama, kita harus tahu faktor risiko utamanya," katanya.
Lebih lanjut, dikatakan Prof. Yuda mengatakan bahwa keparahan akibat pecahnya pembuluh darah pada otak bergantung dengan tingkat pendarahan dan lokasi pendarahan terjadi.
Load more