Teks Khutbah Jumat Terbaru 11 April 2025: Berbahaya! Ini Ibadah di Bulan Syawal yang Justru Bisa Menjerumuskan
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Peningkatan ibadah di bulan Syawal menjadi tugas setiap umat Muslim setelah Ramadhan berlalu sebagai bahan materi teks khutbah Jumat.
Teks khutbah Jumat ini sifatnya terbaru mengenai ibadah di bulan Syawal. Khatib bisa menggunakan bahan materi tersebut untuk pelaksanaan shalat Jumat, 11 April 2025.
Ada pun materi teks khutbah Jumat mengenai ibadah di bulan Syawal bersifat singkat, sehingga dapat mempercepat pelaksanaan shalat Jumat di tengah jam kerja.
Oleh karena itu, teks khutbah Jumat singkat terbaru ini sangat berguna sebagai pengingat umat Muslim agar tidak keliru dalam mengerjakan ibadah di bulan Syawal.
tvOnenews.com mengambil judul materi teks khutbah Jumat untuk shalat Jumat, 11 April 2025, bertajuk "Berbahaya! Ini Ibadah di Bulan Syawal yang Justru Bisa Menjerumuskan".
Teks Khutbah Jumat Tema Berbahaya! Ini Ibadah di Bulan Syawal yang Justru Bisa Menjerumuskan
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Hadirin shalat Jumat yang dirahmati Allah
Pertama-tama, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan keagungan-Nya dan karunia-Nya, hingga kita kembali bisa merasakan bulan Syawal dengan sehat dan bahagia.
Semoga kita menjadi bagian dari golongan orang-orang yang melanjutkan kebaikan dan amal saleh di bulan Syawal yang juga sangat dimuliakan oleh Allah Subahanahu wa ta'ala.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Syawal adalah bulan yang datang setelah Ramadhan, di mana bulan penuh keberkahan dan semangat ibadah yang harus dijalankan oleh umat Islam.
Umat Islam yang telah melalui pelatihan spiritual Ramadhan, biasanya membawa semangat tersebut ke bulan berikutnya.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, salah satu ibadah yang populer di bulan ini adalah puasa enam hari di bulan Syawal, yang disebut-sebut menyamai pahala puasa setahun penuh.
Namun, di balik semangat ini, ada juga praktik ibadah yang tampak baik, namun berpotensi fatal bila tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Pertama-tama, khatib akan menjelaskan sedikit tentang cara menjaga semangat ibadah pasca Ramadhan. Tak bisa dipungkiri, setelah meraih kemenangan Ramadhan, umat Muslim terdorong untuk menjaga kestabilan spiritual mereka.
Dalam hadis riwayat mengenai cara menjaga spiritual, puasa Syawal menjadi salah satu jalannya, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh." (HR. Muslim, no. 1164)
Namun, penting bagi kita bahwa semangat yang tinggi dalam ibadah harus selalu dibarengi dengan ilmu dan kehati-hatian.
Kita tetap merasa waswas apabila tanpa landasan syar’i, ibadah bisa menjadi kesalahan yang menyesatkan.
Kaum muslimin rahimahumullah
Khatib kemudian akan menjelaskan kesalahan ibadah di bulan Syawal yang harus diwaspadai bagi kita semua, walaupun memudahkan tetapi bisa memberikan kekeliruan.
Adapun kesalahan ibadah yang sering terjadi di bulan Syawal sebagai berikut:
1. Menyatukan Niat Puasa Qadha Ramadhan dan Syawal
Banyak orang yang ingin "praktis" dengan menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dan puasa Syawal. Padahal, ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
Mayoritas ulama menyarankan memisahkan niat agar pahala puasa Syawal bisa didapat secara penuh. Syaikh Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa menggabungkan niat bisa membuat keutamaan puasa Syawal tidak didapat secara sempurna.
2. Menganggap Puasa Syawal Sebagai Kewajiban
Beberapa orang menyangka bahwa puasa enam hari Syawal adalah wajib, terutama jika dilakukan secara kolektif dalam komunitas. Ini jelas keliru.
Puasa Syawal adalah sunnah muakkadah, bukan fardhu. Menganggapnya sebagai kewajiban bisa menjadi bentuk penambahan syariat yang tidak pernah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Melakukan Ritual Syawal Tanpa Tuntunan
Ada fenomena masyarakat mengadakan ritual tertentu di awal atau akhir bulan Syawal seperti "syukuran khusus Syawal" yang dicampur dengan keyakinan bahwa ritual tersebut membawa keberkahan.
Jika tidak ada dalil syar’i yang mendasari, maka hal ini bisa masuk dalam kategori bid’ah, sebagaimana diingatkan dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).
Terakhir, khatib akan menerangkan bahaya ibadah tanpa ilmu. Dalam Islam, niat baik saja tidak cukup. Harus ada dalil dan tuntunan yang jelas.
Orang mukmin yang beribadah tanpa dasar syar’i, justru bisa menyebabkan amal tertolak dan menyesatkan pelakunya. Imam Malik rahimahullah pernah berkata:
"Barang siapa berbuat bid’ah dalam Islam dan ia menganggapnya baik, maka ia telah menuduh Muhammad SAW mengkhianati risalah."
Sidang shalat Jumat yang dibahagiakan oleh Allah
Demikianlah khatib menuangkan materi penuh khidmat dalam sesi khutbah pertama ini. Bulan Syawal adalah ladang amal. Namun, mari kita rawat semangat beribadah ini dengan ilmu dan sikap hati-hati terhadap ibadah yang tak berdasar.
Jangan sampai ibadah yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT justru menjadi penyebab tertolaknya amal.
Semoga Allah SWT memberikan kita hidayah untuk istiqamah di atas sunnah Rasulullah SAW dan menjauhkan kita dari amalan yang tidak diridhai-Nya.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: NU Online, Quran Kementerian Agama RI, Majmu Fatawa, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, kitab Al-I’tisham karya Imam Asy-Syatibi, Fatawa Islamweb dan Fatwa Syaikh Bin Baz.
Load more