Viral Dedi Mulyadi Tegur Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang, Inilah Contoh Teladan Rasulullah SAW Ketika Menasehati
- Instagram @dedimulyadi71
Jakarta, tvOnenews.com - Viral Bupati Indramayu Lucky Hakim yang ditegur Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah liburan ke Jepang.
Melalui akun Instagram resmi miliknya @dedimulyadi71, Dedi Mulyadi mengunggah beberapa foto yang menunjukkan Lucky Hakim tengah berlibur di Jepang.
Unggahan serupa juga ditayangkan Dedi Mulyadi di akun TikTok miliknya yakni @dedimulyadiofficial.
Di dalam unggahan tersebut, ia sekaligus memberikan keterangan yang nampaknya berupa sindiran untuk Lucky Hakim.
"Selamat berlibur Pak Lucky Hakim. Nanti kalau ke Jepang lagi, bilang dulu ya," tulis Gubernur Jawa Barat itu, dikutip Senin (7/4/2025).
Berdasarkan keterangan tersebut, mantan Bupati Purwakarta itu menunjukkan bahwa Lucky Hakim yang pergi ke Jepang tanpa koordinasi kepadanya.
Konten kompilasi foto yang diunggah pada Minggu (6/4/2025) tersebut sontak mendapatkan beragam respons dari netizen.
Di Instagram, konten tersebut sudah mendapatkan lebih dari 95 ribu likes dan lebih dari 9 ribu komentar.
Kebanyakan netizen yang memberi komentar teratas nampaknya setuju dengan langkah pria yang juga dikenal sebagai KDM itu.
"Bukan cuma masalah boleh ga boleh ya guys... ini soal empati, ketika Anda dipilih jadi pemimpin maka Anda adalah bapak dari banyak anak-anak rakyat. Bapak mana yang 'tega' liburan saat masih banyak anak-anaknya susah? Dan ini juga soal aturan & etika, saat ini adalah masa krusial yang butuh banyak penanganan, butuh banyak koordinasi, kok bisa nyelonong aja liburan tanpa izin ke atasan," tulis akun @lin.
"Sindiran melalui postingan, terbaik gubernur satu ini hahaha," tulis akun @rez.
"Ih gue sih malu diginiin sama bos," tulis akun @din.
Sementara itu, di unggahan terbarunya, Dedi Mulyadi telah memperbarui tentang kasus ini.
Menurutnya, ia sudah berkomunikasi dengan Lucky Hakim. Bupati Indramayu itu pun sudah meminta maaf karena kesalahannya.
"Tadi malam Pak Lucky Hakim sudah berkomunikasi dengan saya dan dia menyampaikan permintaan maaf karena tidak mengajukan izin terlebih dahulu bepergian ke Jepang," kata KDM.
Lalu bagaimanakah Islam mengajarkan untuk menegur kesalahan orang lain?
Menegur dengan Bijak: Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Nasihat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu tak luput dari melihat kesalahan orang lain, baik di rumah, sekolah, tempat kerja, hingga di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, Rasulullah SAW memberikan teladan mulia dalam menyampaikan teguran dengan cara yang lembut, penuh hikmah, dan jauh dari sikap mempermalukan.
Nabi Muhammad SAW: Lembut dalam Menegur, Halus dalam Menasihati
Rasulullah SAW adalah sebaik-baik teladan dalam akhlak. Beliau tidak pernah mempermalukan orang yang bersalah di depan umum, bahkan saat kesalahan itu jelas terlihat. Salah satu contohnya adalah hadis berikut:
“Apa urusan kaum yang mengatakan begini dan begitu...” (HR. Abu Dawud)
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW menegur tanpa menyebut nama orang yang melakukan kesalahan. Beliau cukup mengatakan “kaum” atau “sekelompok orang” agar nasihat tersampaikan, namun pelakunya tidak merasa dihina di hadapan orang lain.
Contoh Lain: Cara Nabi Muhammad SAW Ketika Ada Orang yang Kencing di Masjid
Suatu ketika, ada seorang Badui yang buang air kecil di dalam masjid. Para sahabat marah besar dan hendak memukulnya. Namun Rasulullah SAW bersabda:
“Biarkan dia, lalu siram tempat kencingnya dengan air. Kalian diutus untuk memudahkan, bukan menyulitkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah itu, barulah Nabi menasihati lelaki itu secara pribadi dengan lembut. Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, membuat orang Badui tersebut memuji akhlak Nabi dan masuk Islam dengan tulus.
Mengapa Harus Menjaga Kehormatan Orang Saat Menasihati?
Tidak mungkin Nabi Muhammad SAW melakukan sesuatu tanpa sebab, maka tentu ada sebab mengapa Nabi SAW menegur dengan halus dan tidak di depan umum ketika menemukan seseorang bersalah. Berikut diantaranya.
Menjaga Harga Diri Saudara
Dalam Islam, kehormatan sesama Muslim sangat dijaga. Menegur di depan umum bisa menimbulkan rasa malu, dendam, atau bahkan menjauh dari kebenaran.
Agar Nasihat Lebih Diterima
Manusia pada dasarnya akan lebih terbuka menerima nasihat jika disampaikan secara pribadi, lembut, dan tanpa tekanan.
Menghindari Dosa Ghibah atau Suudzon
Menyebut kesalahan orang secara terang-terangan bisa membuka aib yang seharusnya ditutup.
Itulah hikmah dari menegur sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam dunia yang serba cepat ini, kita kerap tergoda untuk langsung mengomentari kesalahan orang, terkadang bahkan lewat media sosial. Namun mari belajar dari Rasulullah SAW yang selalu menegur dengan hikmah, kasih sayang, dan tanpa mempermalukan. Karena sejatinya, tujuan menasihati adalah untuk memperbaiki, bukan mempermalukan.
Mari kita jadi pribadi yang peduli terhadap kebaikan sesama, tapi dengan cara yang penuh adab dan akhlak mulia.
Wallahu’alam bishawab
(iwh/put)
Load more