Jangan Keliru Lagi, Ternyata Takbir Idul Fitri dan Idul Adha Berbeda, Buya Yahya Anjurkan usai Ramadhan Pakai yang Ini
- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - Suasana akhir Ramadhan menjadi momentum menyemarakkan malam takbiran. Seluruh Masjid akan menggemakan takbir dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Suara takbir berkumandang sebagai bentuk suasana ceria dan kebahagiaan menyambut Lebaran, baik saat Idul Fitri maupun Idul Adha.
Namun, rata-rata banyak umat Muslim khususnya takmir masjid menyamakan suara takbir saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya mengingatkan bahwa, jenis takbir saat Idul Fitri dan Idul Adha memiliki perbedaan.
Lantas, seperti apa jenis takbir antara Idul Fitri dan Idul Adha? Simak penjelasan Buya Yahya di bawah ini agar tidak keliru.
Jenis Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
- iStockPhoto
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Minggu (30/3/2025), Buya Yahya menguraikan jenis takbir ada dua macam yang perlu diketahui umat Muslim.
Buya Yahya menjelaskan bahwa, dua jenis takbir ini mendapat tempatnya masing-masing antara Idul Fitri maupun Idul Adha.
"Takbir ada dua namanya ada takbir mursal dan takbir muqayyat," ungkap Buya Yahya.
Meski begitu, takbir secara mutlak menggema kapan pun, tanpa adanya batas mengenai persoalan waktu dan tempatnya, misalnya tidak hanya saat menggema ketika melaksanakan shalat.
"Takbir mutlak itu adalah takbir yang tidak terikat dengan waktu shalat yang bisa dilaksanakan di jalan-jalan raya atau seterusnya atau di pasar-pasar," jelas dia.
Namun demikian, Buya Yahya menyarankan sebaiknya harus bisa membedakan persoalan mengamalkan takbir mursal dan takbir muqayyat.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu lebih dulu menerangkan tentang takbir muqayyat. Jenis takbir ini kerap kali menggemat setelah menunaikan ibadah shalat.
Ia mengibaratkan biasanya selepas mengerjakan shalat Idul Adha, takbir muqayyat sering digemakan oleh takmir masjid atau imam shalat Ied.
Akan tetapi, ia tidak menghalangi jika ada orang yang ingin menggemakan takbir muqayyat sedari awal Hari Raya Idul Adha. Semakin banyak menggetarkannya, maka ada pahala berlimpah.
Menurutnya, semakin banyak membaca takbir muqayyat merupakan bagian sunnah Rasulullah SAW, asalkan tidak berkumandang saat jalan-jalan apabila dibaca selepas shalat Idul Adha.
"Jadi mulai Subuh misalnya besok Hari Raya Idul Adha, Subuh tadi kita setelah melakukan shalat Subuh kita disunnahkan membaca takbir namanya muqayyat setiap habis shalat," terangnya.
Lanjut, Buya Yahya kemudian menjelaskan takbir mursal. Sejatinya, pengamalannya tidak memiliki ikatan waktu saat shalat.
Bagi Buya Yahya, takbir mursal hanya berkumandang saat Hari Raya Idul Fitri. Nahasnya, banyak umat Muslim keliru saat penerapan takbir ini.
Kesalahan menggemakan takbir mursal biasanya terjadi sudah bergetar sedari matahari terbenam sampai besok.
"Kadang-kadang kan lambat di sini nunggu sidang isbat, sudah Isya' baru Allahuakbar benar itu. Tapi, kalau sudah diketahui sebelumnya, maka disunnahkan takbir mursal itu adalah mulai dari terbenam matahari," paparnya.
"Mursal itu Anda bebas di jalan-jalan mana Anda boleh, itu mursal yang tidak terikat oleh waktu," tambahnya menegaskan.
Ia menguraikan perbedaan takbir mursal masih boleh digetarkan ketika menunaikan ibadah shalat. Saat imam menyampaikan teks khutbah shalat Ied pun tidak menjadi masalah.
Namun, takbir mursal tidak boleh bergetar setelah shalat Idul Fitri. Buya Yahya mengatakan, hal itu berdasarkan sunnah.
"Sampai kapan itu nanti? Sampai imam melakukan shalat, imam berdiri di mimbar, imam melakukan shalat selesai, imam di atas mimbar selesai, tidak ada lagi takbir mursal," katanya.
Kemudian, para ulama berpendapat kalau takbir mursal boleh menggema pada saat shalat Idul Adha, dengan catatan waktu terbaiknya sesuai sunnah sebelum kegiatan Arafah.
"Jadi menjelang Maghrib bisa dibaca di mana-mana, cuman ada sebagian yang mengatakan bahwasanya Maghrib menjelang Arafah itulah waktunya untuk mursal," tuturnya.
"Kita bisa kumandangkan di masjid-masjid, musholah-musholah dan seterusnya, termasuk takbir keliling itu dalam rangka mengangkat syiar takbir di mana-mana," tandasnya.
(hap)
Load more