Mudik Lebaran dan Mudik Akhirat, UAH: Inilah Hikmah di Balik Perjalanan Pulang Kampung
- dok Pelindo
tvOnenews.com - Arus kendaraan pemudik masih terus mengalir di Jalur Pantai Utara (Pantura) Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu malam atau H-2 Lebaran 2025, dengan kondisi lalu lintas ramai lancar.
Di Jalur Pantura Kota Cirebon yang juga ruas arteri itu, kendaraan roda dua masih mendominasi arus mudik.
Pemudik yang melintas jalan itu, sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek dengan tujuan berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berdasarkan data Dishub Kota Cirebon, 135 ribu kendaraan sudah melintasi ruas arteri tersebut dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah, Sabtu, sejak pukul 00.00 hingga 20.00 WIB.
Kendaraan roda dua masih mendominasi arus mudik di Jalur Pantura Cirebon dengan jumlah yang melintas mencapai 123.328 unit.
Dalam Islam, mudik bukan hanya sekadar perjalanan pulang, tetapi juga bagian dari ibadah sosial yang bernilai pahala. Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat.
Bahkan Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengingatkan bahwa mudik tak jarang menyisakan hikmah dan pesan-pesan yang sangat mendalam.
Dalam bahasa Arab, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa mudik artinya adalah kembali ke tempat asal yang disebut terukur.
“Dan diderivasikan dari kata ada, ada yaudu ida adalah mudik kembali ke tempat asal,” kata UAH sebagaimana dikutip tvOnenews.com pada Minggu (30/3/2025) dari Kanal YouTube Adi Hidayat Official.
Oleh karena itu, setiap muslim haruslah ingat bahwa tempat berpulang kita sejatinya adalah ketika kembali kepada Allah subhanahu wa Ta'Ala.
“Disebut oleh Alquran dengan kata ma'ad tempatnya ada yaudu edan tempatnya,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Dalam suasana mudik lebaran yang menjadi tradisi setiap tahunnya, orang-orang kerap menyiapkan bekal terbaik untuk pulang.
“Maka ini memberikan kesan kepada kita untuk belajar bahwa untuk bekal pulang level dunia saja kita menyiapkannya dengan serius sungguh-sungguh maka bagaimana dengan kampung akhirat kita yang sesungguhnya itu tempat sejati dan abadi kita untuk berpulang?,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Semua dari kita nantinya akan pulang mudik kembali ke asal mula kita diciptakan.
“Mudik kembali ke kampung akhirat, mudik untuk berjumpa menghadap Sang pencipta Allah subhanahu wa ta'ala,” kata UAH.
Sementara, dari kemacetan yang terjadi selama mudik, sejati mengingatkan kita akan antrean manusia saat yaumul hisab.
“Dari situasi mudik ini kalau sekarang ada kemacetan sekarang ada kesulitan di perjalanan ada keringat perlu lelah mengantre dan lain sebagainya maka di akhirat nanti bukan hanya drama lagi tapi segala yang sejati sungguh terjadi.
“Kepadatan kepenatan menunggu hisab antrean saat kita mudik berpulang keharibaan Allah subhanahu wa ta'ala, persoalan terbesar apakah bekal kita cukup?” tanya UAH.
Maka, seperti layaknya mudik di dunia, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan setiap muslim untuk lebih serius mempersiapkan bekal untuk mudik ke akhirat.
“Agar nanti rumah kita insya Allah di surga tertata rapi indah dan kita disambut oleh para malaikat, karena dengan bekal yang terbaik itu ada janji kenikmatan paripurna yang bisa kita rasakan,” ujar UAH.
“Malaikat datang menyambut di setiap titian pintu surga dan mengatakan selamat Anda sabar dalam mencari bekal untuk pulang sekarang,” tambahnya.
Jika bekal di dunia cukup, maka nanti silakan menikmati tempat terindah.
“Silakan nikmati tempat terindah yang telah disajikan dan belum pernah dijamah oleh makhluk Allah manapun yang pernah berkehidupan Qur'an surah ke-13 arradu di ayat ke-24,” tutup UAH.
Itulah pesan yang bisa diambil dari tradisi mudik Lebaran dimana dalam Islam memiliki nilai yang sangat positif karena berkaitan dengan silaturahmi dan mempererat hubungan keluarga. Namun, dalam pelaksanaannya, seorang Muslim harus memperhatikan adab-adab Islam agar perjalanan mudik menjadi berkah dan bermanfaat. Dengan niat yang baik, kesabaran, serta sikap yang santun di jalan, mudik dapat menjadi ibadah yang bernilai pahala. Sementara jauh dari itu antrean mudik dan bekal yang disiapkan bisa mengingatkan setiap manusia akan bekal yang harus disiapkan ketika akan pulang k akhirat.
Semoga perjalanan mudik kita selalu diberkahi dan membawa kebahagiaan bagi diri sendiri serta orang-orang tercinta serta dapat mempersiapkan bekal yang cukup untuk perjalanan ke akhirat. Aamiin.
(put)
Load more