tvOnenews.com - Ramadhan 2025 sudah mendekati akhir. Bulan penuh berkah ini akan segera meninggalkan kita, membawa berbagai pengalaman spiritual, ibadah, dan momen kebersamaan yang begitu berharga. Sebelum Ramadhan benar-benar berakhir, ada baiknya kita merenungkan perjalanan ibadah yang telah dilakukan dan memaksimalkan amalan terbaik di sisa hari yang ada serta berusaha agar istiqomah dalam beribadah.
Lalu adakah cara agar seorang Muslim istiqomah setelah Ramadhan berakhir? Berikut saran yang diberikan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS).
Sebelum Ramadhan berakhir, setiap Muslim dianjurkan untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Adapun beberapa pertanyaan yang bisa kita renungkan:
Apakah ibadah kita lebih baik dibanding tahun sebelumnya?
Apakah kita sudah memanfaatkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan optimal?
Sudahkah kita memperbaiki hubungan dengan sesama dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah?
Jika ada hal yang masih kurang maksimal, inilah saatnya untuk memperbaikinya sebelum bulan suci benar-benar pergi.
Maka jika sudah melakukan muhasabah, cobalah untuk istiqomah dalam ibadah yang sudah dijalankan selama di bulan Ramadhan.
“Perbuatannya namanya Istiqomah, orangnya namanya mustaqim, jalannya adalah ihdinas sirotol mustaqim,” jelas UAS dikutip oleh tvOnenews dari program religi tvOne.
Ustaz Abdul Somad kemudian menyampaikan ayat yang mengandung makna istiqomah.
اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ
Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim
“Berikan kami jalan yang istiqomah”
صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ
Siraatal-laziina an'amta 'alaihim
“Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka,”
Dalam ayat tersebut, siapa mereka yang Allah berikan nikmat?
“Para nabi, orang yang benar, orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh,” jelas UAS.
“Mereka adalah sebaik-baik teman sebaik-baik sahabat sebaik-baik yang akan bersama dengan kita nanti di surga jannatul firdaus insyaAllah,” lanjutnya menambahkan.
Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa dengan menjenguk orang sakit atau mengantarkan jenazah yang meninggal, itu juga dapat menjaga istiqomah.
“Sesungguhnya mengiringi jenazah itu sesungguhnya membuat kita Istiqomah,” saran UAS.
“Nasihat yang paling dalam adalah ketika melihat jenazah itu datang. Supaya saat melihat jenazah tertanam Istiqomah,” tambahnya.
Ustaz Abdul Somad mengingatkan, istiqomah itulah yang akan menjadi bekal setiap muslim saat menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.
Ustaz Abdul Somad kemudian mengatakan bahwa jika seorang Muslim dapat menjaga istiqomah setelah Ramadhan berakhir, maka penyakit mengerikan akan hilang. Adapun dua penyakit manusia yang paling mengerikan dimaksud oleh UAS adalah takut dan sedih.
“Pertama terlalu takut dan yang kedua terlalu sedih. Maka janganlah takut dan sedih,” ujar UAS sebagaimana
Menurut Ustaz Abdul Somad, kunci dalam melawan kedua penyakit yang mengerikan itu adalah dengan menjaga istiqomah.
“Orang yang berkata Rabbku Allah semesta, kemudian mereka Istiqomah maka Allah menurunkan malaikat-malaikat itu membisikkan ke hati mereka berkata jangan takut,” kata UAS.
“Kalau Istiqomah, maka insyaAllah Allah SWT akan turunkan malaikat untuk menenangkan hati,” kata UAS.
Ustaz Abdul Somad kemudian mengatakan bahwa setelah rasa takut tersebut hilang, maka Allah SWT akan memberikan kegembiraan.
“Diberikan kegembiraan dalam hati karena malaikat mengatakan berbahagialah untuk mendapatkan surga yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta'ala,” kata UAS.
Ustaz Abdul Somad kemudian menceritakan bahwa dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya istiqomah.
“Nabi didatangi seorang sahabat yang meminta nasihat. Wahai Nabi berikanlah aku nasehat yang kalau aku sudah dapat aku tidak akan minta lagi, tapi nasihat singkat padat,” ujar UAS.
Kemudian Nabi memberikan nasihat bahwa yang terpenting mintalah agar istiqomah.
“Kata Nabi katakan aku beriman kepada Allah dan kita 17 kali meminta jalan orang yang istiqomah,” jelas UAS.
Bagaimana Allah Membimbing Kita Supaya Istiqomah?
Kata Ustaz Abdul Somad, salah satu cara Allah membimbing hambaNya untuk istiqomah adalah dengan memerintahkan berpuasa 6 hari di bulan Syawal setelah bulan Ramadhan.
“Diberikan motivasi bahwa kamu dapat pahala seperti puasa setahun jika puasa setelah Ramadhan puasa 6 hari di bulan Syawal,” kata UAS.
Kemudian Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa disebut sebagai puasa setahun karena itu berdasarkan hitungan matematika.
“Secara matematik memang 360. Jadi puasa Ramadhan 30 hari ditambah 6 maka total kan 36,” jelasnya.
Kemudian karena setiap 1 hari berpuasa dikatakan mendapatkan 10 kebaikan. Maka jika dikalikan maka total puasa 30 hari di bulan Ramadhan dan 6 hari di bulan Syawal adalah 360 hari.
“1 Tahun berapa hari 360. Satu harinya dibalas 10. Itu kalau hitung-hitungan matematika. Namun sesungguhnya ada hikmah di balik itu semua,” tandas UAS.
Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa hikmah dari motivasi itu adalah agar kita tidak kebablasan.
“Allah ingin ajarkan supaya kita jangan kebablasan. Maka semua tujuannya supaya kita tetap mengingat momen-momen Ramadhan,” katanya.
Diharapkan setelah Ramadhan, setiap muslim tetap dapat terbiasa di sepertiga malam untuk shalat tahajud.
“Terbiasa bangun tengah malam, maka akan biasa ibadah di ⅓ malam. Lawan rasa kantukmu untuk tahajud,” pesan UAS.
Maka, setelah bulan Ramadhan, diharapkan setiap muslim akan melanjutkan dengan puasa 6 hari di bulan Syawal.
“Lalu dilanjutkan dengan puasa senin kamis, dilanjutkan lagi dengan puasa Nabi Daud, puasa yang paling disukai Allah SWT,” kata UAS.
“Jika tidak sanggup puasa Nabi Daud, minimal delapan hari yakni puasa senin kamis,” lanjutnya.
Kemudian jika tidak sanggup juga, diharapkan menjalankan puasa tiga hari setiap bulan yakni puasa ayyamul bidh.
“Ini untuk melatih kita supaya istiqomah,” tutup UAS.
Meskipun Ramadhan akan segera berakhir, bukan berarti kita berhenti beribadah. Justru, ini adalah waktu yang sangat berharga untuk menutup Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Berikut beberapa amalan yang dianjurkan:
Malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan masih menyimpan kesempatan meraih Lailatul Qadar. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari & Muslim)
Jika masih ada malam ganjil tersisa, gunakan waktu ini untuk beribadah, berdoa, dan memperbanyak istighfar.
Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan sebelum Idul Fitri adalah zakat fitrah. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Zakat fitrah itu menyucikan bagi yang berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan kotor serta sebagai makanan bagi orang miskin." (HR. Abu Daud & Ibnu Majah)
Pastikan zakat fitrah dibayarkan tepat waktu agar ibadah Ramadhan menjadi sempurna.
Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan berbagi. Jangan lewatkan kesempatan untuk bersedekah kepada fakir miskin, kaum dhuafa, atau siapa saja yang membutuhkan.
4. Berdoa Agar Diterima Amal Ibadah
Ramadhan akan segera berakhir, tetapi kita tidak tahu apakah kita akan dipertemukan lagi dengan Ramadhan berikutnya. Oleh karena itu, mintalah kepada Allah agar semua ibadah yang telah dilakukan diterima.
Salah satu doa yang dianjurkan:
"Allahumma taqabbal minna innaka Antas-Sami’ul-‘Alim, wa tub ‘alayna innaka Antat-Tawwabur-Rahim."
(Ya Allah, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang).
Jangan sampai ibadah kita hanya maksimal di bulan Ramadhan saja. Setelah Ramadhan berlalu, tetaplah menjaga shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dan melakukan puasa sunnah seperti puasa Syawal.
Itulah cara menjaga agar diri istiqomah setelah Ramadhan 2025 berlalu. Semoga semangat ibadah yang kita bangun seharusnya tidak ikut pergi. Mari manfaatkan sisa waktu yang ada untuk beribadah dengan maksimal dan mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri dengan hati yang bersih dan penuh keberkahan.
Semoga kita semua dipertemukan kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya dalam keadaan iman dan kesehatan yang lebih baik.
Wallahua’lam
(put)
Load more