Kisah Nabi Muhammad SAW Terpesona Merasakan Dimensi Malam Lailatul Qadar di Penghujung Ramadhan
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Lailatul Qadar adalah malam paling dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Waktu ini juga menjadi waktu kesempatan bagi Nabi Muhammad SAW meningkatkan amal ibadahnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah merasa takjub terhadap keindahan malam Lailatul Qadar. Pada waktu ini, beliau juga mendapat Al-Quran berupa mukjizat dan wahyu dari Allah SWT.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar bahkan Nabi Muhammad SAW pernah terpaku dengan keindahannya dan memperoleh mukjizat diabadikan melalui redaksi Surat Al-Qadr Ayat 1-5, Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ, وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ, تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ, سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr, 97:1-5)
Surat ini mewakili bahwa, Allah SWT menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar. Terlepas dari itu, bagi orang yang mendapatkan keistimewaan ini, sama saja meraih pahala lebih dari seribu bulan.
Hanya modal memperbanyak amalan dan ibadah di malam 10 hari terakhir Ramadhan, pahala dari malam Lailatul Qadar setara dengan beribadah selama 83 tahun.
- iStockPhoto
Nabi Muhammad SAW juga pernah menganjurkan umatnya agar mengisi amal ibadah di malam sepuluh terakhir Ramadhan, sebagaimana dalam redaksi hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR. Bukhari & Muslim)
Hingga saat ini, memang masih banyak yang belum mengetahui teka-teki kapan malam Lailatul Qadar terjadi. Sebab, kemunculannya merupakan rahasia dari Allah SWT.
Kerahasiaan ini tidak melunturkan ibadah Nabi Muhammad SAW. Beliau semakin mengencangkan amal ibadahnya dengan menghidupkan malam-malam tersebut bersama keluarga tercinta.
Kisah Nabi Muhammad SAW Takjub dengan Keindahan Malam Lailatul Qadar
Dilansir tvOnenews.com dari NU Online, Nabi Muhammad SAW menghidupkan malam 10 terakhir Ramadhan tercantum dalam hadis riwayat Imam Bukhari.
Dalam suatu kisah, Nabi SAW mengisi malam-malam tersebut dengan cara duduk itikaf secara penuh. Beliau tidak pernah memutuskan ibadah berdiam dirinya saat mencari Lailatul Qadar.
Para sahabat pun mengetahui kebiasaan Rasul. Kemudian, banyak dari mereka juga menerapkan cara itikaf yang selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Saat Nabi SAW mengisi shalat, para sahabat tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah. Ketika beliau melantunkan doa dengan menengadahkan tangannya, mereka kompak mengucapkan "amin".
Pada momen itu, langit seolah-olah merestui malam Lailatul Qadar telah muncul, dengan cara memberikan tanda-tanda berupa fenomena alam.
Tanda-tanda tersebut memperlihatkan bahwa, langit tiba-tiba mendung tak menampakkan bintang, angin sepoy-sepoy meniup dan memberikan kenyamanan bagi mereka yang itikaf di masjid.
Fenomena tersebut berlangsung pada malam ke-27 Ramadhan. Beberapa hadis riwayat menunjukkan Lailatul Qadar muncul pada malam ganjil sesuai redaksi riwayat di atas.
Kemudian, langit langsung menangis dengan cara tiba-tiba menurunkan hujan deras ketika Nabi SAW dan para sahabat bersujud. Hal ini menyebabkan masjid tanpa atap diselimuti air hujan.
Hujan deras sempat menggoyahkan keteguhan salah seorang sahabat saat mengerjakan shalat. Namun, dia melihat Nabi SAW dan para sahabat lain tetap khusyuk menunaikan shalatnya.
Air hujan membasahi bumi seakan-akan tidak menghentikan tangisannya. Sudah banyak air membasahi sekujur tubuh Nabi SAW dan para sahabat saat beribadah kepada Allah SWT.
Nyatanya, air hujan telah membuat tubuh menggigil tidak menggoyahkan kekhusyukkan Nabi SAW dan para sahabat saat melakukan sujud kepada Allah SWT.
Nabi SAW sama sekali tidak bergerak sedikit pun saat bersujud. Padahal tubuhnya sudah basah kuyup. Ibaratnya, beliau seolah-olah menikmati keindahan alam berada di dimensi lain.
Cahaya Ilahi sedang menampakkan wujud semakin membuat Nabi SAW tidak bergerak. Beliau merasa takut keindahan yang disaksikannya secara langsung akan hilang jika bergerak dari sujudnya.
Setelah itu, air hujan membasahi masjid tanpa beratap membuat beberapa sahabat terbangun dari sujudnya, karena tubuhnya sudah sangat menggigil.
Selepas itu, Nabi SAW akhirnya mengangkat kepala dari sujudnya untuk segera menyelesaikan ibadah shalat. Hujan deras yang mengguyur seketika langsung berhenti membasahi tubuh beliau.
Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu melihat sekujur tubuh Nabi SAW sudah basah kuyup, langsung segera mengambilkan handuk untuk mengeringkan tubuh beliau.
Nabi Muhammad SAW langsung merespons bahwa, beliau tidak perlu menggunakan pakaian kering tersebut. Dengan kerendahan hatinya, beliau ingin merasakan hal yang sama kepada para sahabat yang sudah basah kuyup.
Dari kisah ini memberikan hikmah begitu dalam betapa dahsyatnya keistimewaan malam Lailatul Qadar. Bagi mereka mendapat kesempatan meraih malam istimewa ini telah menemukan apa rahasia keutamaan di malam seribu bulan.
(hap)
Load more