tvOnenews.com - KH Ahmad Bahauddin Nursalim biasa disapa Gus Baha kerap kali mendengar ada beberapa golongan memiliki perbedaan penentuan 1 Syawal atau Idul Fitri.
Gus Baha menyebutkan, perbedaan menentukan 1 Syawal karena berdampak dari beberapa metode, ada yang menggunakan metode rukyatul hilal, ada juga memakai metode hisab.
Sebagai pendakwah kondang, Gus Baha pun menguraikan cara orang dulu bagaimana menentukan awal Syawal. Artinya, mereka akhir mengakhiri bulan Ramadhan dan menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri.
Lantas, bagaimana cara orang dulu menentukan awal Syawal atau Hari Raya Idul Fitri? Simak penjelasan Gus Baha di bawah ini!
Gus Baha menjelaskan konsep cara orang dulu hasil dari diskusi buyutnya, Mbah Abdurrahman. Buyutnya itu mengatakan bahwa, abdi ndalem itu menceritakan orang dulu memakai sistem lihat rembulan.
"Kata abdi ndalem buyut saya, sebenarnya mudah saja bab penentuan awal Syawal," kata Gus Baha dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Santri Gayeng, Minggu (23/3/2025).
Ia mencontohkan jika ada perbedaan, misalnya Mustofa berspekulasi 1 Syawal terletak di hari Minggu, Rukhin pada hari Senin, dan Mas Abu terletak di hari Selasa.
Perbedaan hari tersebut sangat rentan menimbulkan polemik dan perdebatan, hanya perkara mempertahankan pendapatnya masing-masing.
"Sama-sama Islam kok berbeda? Memangnya kalau sama-sama Islam pikirannya harus sama," sindir halus dia.
Banyak sekali masyarakat menggunakan cara pandang yang berbeda-beda. Bagi Gus Baha, mereka tidak memahami ilmu falak alhasil saling bertengkar agar mengikuti pendapatnya masing-masing.
Secara teori falak, Allah SWT menetapkan satu bulan kadang 29 hari, ada juga yang berlangsung selama 30 hari.
Menurutnya, cara orang dulu merefleksikan penentuan awal Syawal bisa melihat dari tanggal 15. Maka dari itu, mereka tak perlu mempelajari ilmu falak.
"Orang yang meributkan awal bulan tadi nanti diminta melihat bulan di tanggal 15 (bulan hijriah). Sekarang dihitung saja. Jadi cobalah mencintai ilmu, jangan suka bertengkar. Perkara awal Syawal saja kok bertengkar," terang dia.
Murid kesayangan Mbah Moen itu menjamin bahwa, kondisi bulan urnama apakah sudah sempurna atau belum akan semakin jelas kapan awal Syawal tiba.
Jika tanggal 15 menunjukkan posisi bulan sempurna terlihat purnama, maka pendapat Mustofa disebut tidak benar alias hoaks.
"Lucunya debat penentuan awal Syawal di Indonesia itu kampungan, termasuk yang sering muncul di TV. Memang secara Falak, Allah membuat tebakan bahwa bulan bisa saja 29 atau 30. Berarti sejak awal potensi itu memang ada," jelasnya.
Dengan cara melihat tanggal 15, Gus Baha mengatakan ilmu yang ditetapkan oleh Allah SWT yang satu ini sangat membantu orang awam tidak memahami teori falak.
Tanggal 15 menjadi cara pengujian awal Syawal untuk langkah terbaik orang awam. Teknis ini bagian menguji kebenaran apakah masing-masing di antara pendapat itu ada yang benar atau salah.
(hap)
Load more