tvOnenews.com - Shalat Tarawih dan Witir merupakan bagian ibadah Qiyamul Lail di bulan Ramadhan. Umat Muslim mengencangkan ibadah malamnya untuk memanfaatkan keberkahan di bulan suci.
Pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad membahas seputar pelaksanaan shalat Tarawih. Ibadah sunnah ini biasanya berlangsung setelah masuk waktu Isya sebelum ditutup dengan Witir.
Namun demikian, Ustaz Abdul Somad (UAS) juga mendapat pertanyaan terkait shalat Tarawih dikerjakan setelah Witir. Niat seperti itu sebenarnya tidak menjadi masalah.
"Jadi, bagi yang sudah Witir tadi kalau saya balik, masih bolehkah dia menyambung Tarawih? Boleh," ujar UAS dikutip tvOnenews.com dari channel YouTube Ustadz Abdul Somad Official, Sabtu (22/3/2025).
UAS memahami bahwa, ada orang yang baru setengah-setengah mengerjakan Tarawih langsung ditutup Witir. Setelah itu, ia merasa belum puas dan ingin kembali mengisi Tarawih.
UAS mengambil cuitan dalil atau hadis riwayat yang umum terkait shalat Tarawih boleh dikerjakan meskipun sudah Witir. Sebab, ibadah sunnah Witir menjadi penutup amal ibadah seseorang.
"Walaupun tadi ditutupi dengan Witir, masih boleh balik ke rumah sambung Tarawih. Mana dalilnya? Hadisnya dalam Sahih Muslim," kata UAS.
Ia menegaskan bahwa, tidak ada batasan ketentuan setelah Witir tidak bisa menunaikan ibadah sunnah malam. Terlebih lagi, bagi mereka merasa belum puas dengan jumlah rakaat Tarawih di masjid.
Menurut UAS, Tarawih setelah Witir juga memberikan keutamaan besar. Allah SWT akan melimpahkan pahala besar bagi hamba-Nya selalu menghidupkan malam di bulan Ramadhan.
"Itu dalil boleh sembahyang lagi sesudah Witir. Kalau ada orang shalat Tarawih dua rakaat (setelah Witir) tetap dapat pahala," terang dia.
Namun demikian, pendakwah asal Sumatera itu lebih menekankan bahwa, jumlah shalat Tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Hal ini berdasarkan beberapa keterangan mazhab ulama.
"Tapi yang sempurnanya adalah 20 rakaat dan lebih baik mengerjakan Tarawih sebelum Witir," katanya.
Dikutip dari Rumaysho, hadis riwayat sahih Imam Muslim dari redaksi Sayyidah Aisyah Radhiyallahu 'Anha mengenai shalat sunnah malam setelah Witir, begini bunyinya:
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ.
Artinya: "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat 13 rakaat (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (dengan 1 rakaat). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua rakaat sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara waktu adzan Subuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at." (HR. Muslim Nomor 738)
Tafsir hadis ini mewakilkan kebingungan umat Muslim yang ingin menambah banyak pahal di malam hari. Aisyah RA melalui Imam Muslim mengisahkan kebiasaan Rasulullah SAW setelah Witir.
Rasulullah SAW hanya mengerjakan shalat sunnah malam 13 rakaat. Rinciannya meliputi Tarawih 8 rakaat dan ditutup dengan satu rakaat Witir sebelum melanjutkan ibadah sunnah lainnya.
Hadis tersebut membuktikan setelah Witir tidak ada ketentuan mengenai batasan tak bisa mengerjakan shalat Tarawih, apalagi shalat Tahajud.
(hap)
Load more