tvOnenews.com - Naskah khutbah Jumat menentukan kesempurnaan pelaksanaan shalat Jumat.
Setiap khatib yang bertugas wajib membaca naskah khutbah Jumat dalam sesi ceramah sebelum dimulainya pelaksanaan shalat Jumat.
Dilansir dari Gramedia, naskah khutbah Jumat memiliki sejumlah manfaat di dalamnya, seperti mengandung informasi, ajakan, nasihat, memberikan pujian kepada Allah.
Tak hanya itu, naskah khutbah Jumat bersifat sebagai peringatan untuk selalu menjauhi segala keburukan dan mengajak jemaah shalat Jumat bertakwa kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, ketakwaan dan keimanan menjadi aspek terpenting sebelum menghadapi kematian.
Naskah khutbah Jumat singkat ini membahas apakah meninggal dunia menjelang Lebaran akan mengalami husnul khatimah. Tema ini menjadi bahan rekomendasi khatib untuk pelaksanaan shalat Jumat, 21 Maret 2025.
Lantas, seperti apa naskah khutbah Jumat singkat dengan tema bertajuk "Meninggal Menjelang Lebaran, Tanda Husnul Khatimah?" akan dibahas di bawah ini!
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa menanamkan rasa syukur telah dilimpahkan kenikmatan oleh Allah SWT sebelum berakhirnya Ramadhan dan masih berkumpul di masjid tercinta ini untuk menunaikan shalat Jumat.
Tak lupa, marilah kita melantunkan sholawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW. Tanpa beliau, mungkin kita masih menghadapi kerugian di zaman Jahiliyah.
Sidang Jumat rahimahumullah
Idul Fitri adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Namun, tidak sedikit dari saudara-saudara kita yang dipanggil Allah SWT sebelum sempat merayakan hari kemenangan ini.
Hal ini sering kali menimbulkan pertanyaan apakah meninggal menjelang Lebaran merupakan tanda husnul khatimah?
Sebagai umat Islam, kita wajib memahami bahwa kematian adalah ketetapan Allah yang tidak bisa diprediksi. Namun, agama Islam memberikan sejumlah tanda yang dapat menunjukkan apakah seseorang meninggal dalam keadaan baik husnul khatimah atau tidak.
Kita bisa mengingat bahwa sesungguhnya kematian adalah kepastian, sebagaimana tertuang dalam Surat Al-Ankabut Ayat 57, Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya: "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. Al-Ankabut, 29:57)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kematian adalah takdir yang pasti bagi setiap makhluk. Tidak ada seorang pun yang bisa menentukan kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana dirinya akan wafat.
Oleh karena itu, hal yang paling penting bukanlah kapan seseorang meninggal, melainkan dalam kondisi seperti apa ia berpulang ke hadapan Allah SWT.
Kemudian, Rasulullah SAW memberikan beberapa petunjuk mengenai tanda-tanda seseorang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah, di antaranya:
1. Mengucapkan Kalimat Tauhid saat Wafat
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang akhir perkataannya adalah 'La ilaha illallah' maka ia akan masuk surga." (HR. Abu Dawud, no. 3116)
2. Meninggal dalam Keadaan Beribadah
Orang yang wafat saat sedang beribadah atau setelah menjalankan amal saleh memiliki tanda husnul khatimah, misalnya seseorang yang meninggal setelah melaksanakan shalat, membaca Al-Quran, atau berbuat kebaikan.
3. Meninggal dalam Keadaan Berpuasa
Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang wafat dalam keadaan berpuasa akan masuk surga melalui pintu Ar-Rayyan:
"Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat." (HR. Bukhari & Muslim).
4. Meninggal pada Hari atau Malam Jumat
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur." (HR. Ahmad, no. 6543)
5. Meninggal Menjelang Lebaran, Pertanda Baik?
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan. Banyak orang yang wafat setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, memperbanyak istighfar, serta meningkatkan amal kebaikan.
Jika seseorang meninggal setelah menjalani Ramadan dengan ikhlas dan penuh keimanan, maka hal ini bisa menjadi pertanda baik bagi dirinya.
Namun, kita perlu mengingat bahwa, yang menentukan husnul khatimah bukanlah waktu kematian seseorang, melainkan kualitas amal dan ibadahnya sepanjang hidup.
Kematian adalah pengingat bagi yang masih hidup. Dari kejadian meninggalnya seseorang menjelang hari raya, kita dapat mengambil beberapa hikmah:
1. Mengingat Kematian untuk Memperbaiki Diri
Mengingat kematian dapat mendorong kita untuk lebih banyak beribadah, beristighfar, dan menjauhi maksiat. Rasulullah SAW bersabda:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian." (HR. Tirmidzi, no. 2307)
2. Lebaran adalah Momentum Memaafkan
Idul Fitri bukan hanya tentang kemenangan setelah Ramadhan, tetapi juga tentang saling memaafkan. Meninggalnya seseorang menjelang Lebaran mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki hubungan dengan sesama sebelum ajal menjemput.
3. Mendoakan Orang yang Telah Wafat
Islam mengajarkan bahwa doa dari orang yang masih hidup dapat meringankan beban orang yang telah meninggal. Oleh karena itu, mari kita senantiasa mendoakan saudara-saudara kita yang telah berpulang ke rahmatullah.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Demikianlahh sesi khutbah Jumat pertama dalam kesempatan ini. Kematian menjelang Lebaran bisa menjadi tanda husnul khatimah jika seseorang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketakwaan.
Namun, bukan waktu wafat yang menentukan nasib seseorang di akhirat, melainkan amal ibadahnya selama hidup di dunia.
Oleh karena itu, mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah, memperbanyak istighfar, dan menyiapkan diri menghadapi kematian dengan husnul khatimah.
Semoga Allah SWT memberikan kita akhir kehidupan yang baik dan menerima semua amal ibadah kita. Aamiin.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kemenag, Buku Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq & Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi.
Load more