tvOnenews.com - Anjuran mengisi doa qunut saat shalat Witir di malam 16 terakhir Ramadhan memunculkan banyak pertanyaan. Ada beberapa dalil dan hadis riwayat mengenai umat Muslim dianjurkan membaca qunut.
KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menyampaikan shalat Witir setelah Tarawih dianjurkan membaca doa qunut, salah satu bimbingan dari Nabi Muhammad SAW.
Buya Yahya menyebutkan, ada perbandingan mazhab ulama. Imam Hambali mengatakan doa qunut di akhir shalat Witir adalah khilaf, sedangkan Imam Ahmad mengukuhkan sedari awal Ramadhan namun hukumnya tetap sunnah.
"Kalau mazhab kita Mazhab Imam Syafi'i di pertengahan Ramadhan itu sunnah, karena hal yang dilakukan adalah sunnah, seperti itu," ujar Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Rabu (19/3/2025).
Maka dari itu, Mazhab Imam Ahmad dan Hambali mengarahkan dari awal Ramadhan, namun Imam Syafi'i lebih menempatkan di separuh atau pertengahan Ramadhan.
Buya Yahya menyebutkan, doa qunut hanya sunnah. Oleh karena itu, sebenarnya tidak memunculkan sebab-akibat apa saja keistimewaan yang diraih jika membaca qunut di rakaat akhir shalat Witir.
Doa qunut di shalat Witir hanya menerapkan sejumlah anjuran, terlebih lagi kalau membaca saat memasuki separuh Ramadhan (Nisfu Ramadhan) tidak menampakkan keistimewaan yang khusus atau spesial.
Namun demikian, Buya Yahya menyampaikan, hikmah yang didapatkan saat mengamalkan doa qunut saat Witir menuntun seseorang menyambut malam Lailatul Qadar.
"Ada pun hikmahnya adalah menjelang persiapan memasuki 10 hari akhir bulan Ramadhan, sehingga qunut itu mengandung berdoa," jelasnya.
Buya Yahya mengatakan, setiap pelaksanaan Witir akan menambah bacaan doa yang dikhususkan. Hal ini tidak lepas dari memperbanyak ibadah sebelum masuk malam Lailatul Qadar.
"Ibadahnya ditambah panjatan seperti itu agar kita mempunyai persiapan saat akan memasuki 10 terakhir. Intinya adalah meningkatkan ibadah, hikmahnya seperti itu," jelasnya.
Buya Yahya kembali mengulas mengapa shalat Witir Nabi Muhammad SAW semakin meningkat di waktu tersebut, semisal setelah shalat Tarawih 20 rakaat, maka Nabi mempunyai sunnah selalu 11 rakaat.
"Kalau perlu ditingkatkan lagi (Witir) semula tiga menjadi 11 rakaat lumayan ya seperti Nabi, kalau bisa lagi Witir 16 rakaat seperti ahli Madinah waktu itu," pungkasnya.
Menukil daru laman NU, anjuran doa qunut di setiap malam sedari separuh Ramadhan merjuk dari perkataan atsar atau sahabat Nabi dipaparkan melalui redaksi hadis riwayat Abu Dawud, begini bunyinya:
أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود
Artinya: "Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya)." (HR. Abu Dawud).
Dalam al-Adzkar (67), Imam Nawawi menjelaskan perbandingan beberapa pendapat mazhab ulama di atas antara sejak awal dan separuh Ramadhan, begini redaksinya:
ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل
Artinya: "Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafiiyyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan Qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadhan."
(hap)
Load more