Sebaiknya Lebih Utamakan Buka Puasa atau Shalat Maghrib Dulu? Buya Yahya Menjawab Seharusnya Pilih ini
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - Buka puasa berlangsung setelah waktu shalat Maghrib tiba. Orang mukmin turut berbahagia ketika muadzin mengumandangkan adzan Maghrib selama bulan Ramadhan.
KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya menyebutkan bahwa, buka puasa sangat dinantikan oleh umat Muslim, sehingga mereka tidak mengerjakan shalat Maghrib lebih dulu.
Kegiatan buka puasa berurusan dengan menyantap makanan dan minuman yang menggelegar. Satu sisi, Buya Yahya mengingatkan bahwa, mereka juga mendapat anjuran shalat Maghrib tepat waktu.
Perkara orang-orang mendahulukan buka puasa daripada shalat Maghrib, Buya Yahya menguraikan secara detail terkait hal ini. Lantas, harus mengutamakan yang mana? Simak di sini!
"Jadi mungkin seperti yang selama ini dilakukan sebagian orang, bukanya adalah buka yang sesungguhnya, namanya membatalkan, bukan makan malam, jadi beda, buka (puasa) dengan makan malam," kata Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (15/3/2025).
Sebagian orang belum memahami arti buka puasa, seolah-olah mereka menganggap Maghrib yang tertinggal disebut telah melalaikan shalat. Menurut Buya Yahya, berbuka juga tidak kalah penting.
Buka Puasa Sebelum Shalat Maghrib
- iStockPhoto
Bagi Buya Yahya, berbuka artinya membatalkan puasanya yang sudah dijalaninya sejak waktu Subuh tiba. Namun, sebisa mungkin menyantap makanan yang lebih ringan dahulu.
"Jadi buka (puasa) itu adalah dengan beberapa potong kurma, kemudian setelah itu anda melakukan sholat, setelah itu makan malam," terang dia.
Kenapa berbuka puasa dengan makanan ringan? Buya Yahya mengatakan, hal ini untuk mempersingkat waktu agar segera menunaikan ibadah shalat Maghrib.
Sebelum shalat Maghrib, seseorang setidaknya jangan menyantap hidangan makanan yang berat, karena bisa mempengaruhi kondisi tubuhnya ketika beribadah.
Buya Yahya mencontohkan, orang yang berbuka langsung makan makanan berat sering kali dihadapi rasa kantuk. Maka dari itu, makanan ringan lebih diutamakan sebelum shalat Maghrib.
"Jadi ternyata sebelum makan, kita dikasih makanan buah, kurma dulu, makan buah, jus juga marem, baru anda melakukan shalat, pas sehabis selesai shalat siap dihantam makanan berat," jelasnya.
Makanan Berat Setelah Shalat Maghrib
- Istockphoto
Pengasuh LPD Al Bahjah itu menuturkan, makanan berat yang baru disantap setelah shalat, cenderung memiliki waktu yang bebas dan santai. Artinya, tidak perlu terburu-buru menyelesaikan makannya.
Menurutnya, makan yang begitu cepat mempengaruhi kebutuhan medisnya, karena menjaga kesehatan begitu penting. Anjuran ini juga merupakan salah satu petunjuk dari Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu, Buya Yahya mengingatkan mengapa ada makanan berupa takjil dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan konteks dalam pembahasan mengutamakan makanan yang lebih ringan dulu.
"Akhirnya mengikuti petunjuk nabi, petunjuk medis, takjil dulu, kurma, habis itu shalat berjamaah, dari awal jangan dikeluarkan, kecuali kurma, habis itu buah-buahan, minuman segar, lalu shalat baru makan, bisa bebas, enggak buru-buru," tutupnya.
Hadis Riwayat Buka Puasa Ramadhan
- iStockPhoto
Dinukil dari Rumaysho, beberapa hadis riwayat menerangkan anjuran segera berbuka puasa langsung diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hadis riwayat dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu menjelaskan, betapa berartinya menyegerakan buka puasa, Rasulullah SAW bersabda:
"Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka." (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam hadis riwayat lainnya menunjukkan, kebiasaan Rasulullah SAW saat berbuka kerap kali menyantap makanan ringan, seperti halnya mengonsumsi kurma. Setelah itu, beliau mengisi ibadah Maghrib.
Kesimpulan: Buka puasa lebih utama karena masuk dalam konteks "membatalkan" sebelum mengisi shalat Maghrib, dengan catatan tidak langsung menyantap makanan berat.
(hap)
Load more