Menag mengingatkan bahwa hal-hal tersebut sedapat mungkin harus dipisahkan dari upacara yang suci.
"Ketika kita masuk dalam upacara suci, kita akan memelihara keheningan. Karena keheningan inilah di mana dalam kita memprovokasi pengetahuan luhur, dipahami oleh masyarakat-masyarakat luhur," ungkap Menag.
Dalam pertemuan itu, Menag juga mengingatkan pentingnya memelihara Candi Borobudur, meski tentu ada tantangan.
Menurut Menag, Borobudur itu bukan sekadar benda yang mana orang bisa berfoto-foto, melakukan macam-macam di atasnya. Namun ada esensi yang lebih besar daripada hal-hal semacam itu.
"Borobudur itu harus menciptakan pikiran orang yang berkumpul di situ, apapun agamanya. Borobudur itu harus menjernihkan batin seseorang yang datang berkumpul di situ. Tidak peduli agama manapun," jelas Menag.
Bagi Menag, semua tempat ciptaan Tuhan, tidak semua yang berkah, ada tempat-tempat khusus dan tidak semua tempat itu memiliki energi yang sama.
"Mari kita pelihara energi Candi Borobudur. Tempat-tempat yang energinya kuat kita jaga dengan baik,” pesan Menag.
Load more