Kisah Pria Bule Inggris Masuk Islam Gegara Pertandingan MU, Putuskan Mualaf Perkara Temukan Sesuatu di Old Trafford
- Tangkapan layar YouTube Wakaf TV
tvOnenews.com - Masihkah Anda mengingat seorang pria bule asal Inggris menjadi seorang mualaf setelah menonton sekaligus bekerja di Manchester United (MU)?
Pria bule tersebut merupakan kelahiran Inggris yang merasa tertegun dengan agama Islam, hingga memutuskan mualaf hanya perkara menemukan sesuatu saat pertandingan MU di Old Trafford.
Pria bule asal Inggris itu bernama Yusuf Oak. Ia mengenali agama Islam hingga memutuskan mualaf, sehabis menyaksikan pertandingan MU di Stadion Old Trafford.
Biasanya orang non-Muslim memutuskan mualaf berlangsung di masjid. Namun, Yusuf Oak memutuskan berpindah kepercayaan ke agama Islam, hanya perkara menemukan ini saat laga MU.
Hal ini membuktikan fenomena non-Muslim di kancah sepak bola mengenali agama Islam, tidak hanya sekadar dirasakan oleh para atletnya saja. Kisah Yusuf Oak mampu menjadi inspirasi.
Apakah Anda merasa penasaran terhadap kisah Yusuf Oak, pria bule asal Inggris mualaf setelah menyaksikan MU? Mari simak di sini!
Kisah Pria Bule Inggris Mualaf karena Pertandingan MU di Stadion Old Trafford
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Wakaf TV & BBC News Indonesia, Kamis (13/3/2025), Yusuf Oak menceritakan awal mulanya terenyuh dengan agama Islam, berlangsung di Stadion Old Trafford.
Menurut Yusuf Oak, Old Trafford menjadi saksi sejarah baginya bisa menemukan hidayah, hanya gara-gara menonton MU.
Mulanya, Yusuf Oak menjadi pekerja di MU. Ketika ada pertandingan di Old Trafford, ia tanpa sengaja melihat sesuatu di area stadion tersebut. Alih-alih berbentuk Kitab Suci Al-Quran.
"Ketika itu saya menemukan sesuatu yang sangat 'ajib'. Ajib artinya sangat aneh, tidak biasa," kata Yusuf Oak.
Yusuf tak menyangka benda yang ditemukan olehnya benar-benar Al-Quran. Uniknya, ia menemukan Kitab Suci tersebut di dalam arena Stadion Old Trafford.
Ia pun langsung bergegas mengamankan Kitab Suci Al-Quran tersebut agar tidak diambil oleh pihak lain. Sebab, benda tersebut berada di dalam Old Trafford.
"Al-Quran ini berada di tengah kerumunan para pecinta sepak bola," ucapnya.
Setelah itu, Yusuf membawa Al-Quran tersebut untuk disimpan di rumahnya. Ia meletakkan Kitab Suci itu di atas meja sebelah tempat tidurnya.
Tak disangka, mantan istri Yusuf tampaknya mengetahui Al-Quran adalah Kitab Suci milik umat Muslim, bahkan langsung marah-marah kepada mantan suaminya agar segera dibuang.
Mantan istrinya menganggap keberadaan Al-Quran hanya mengganggu dan membuatnya tidak nyaman tinggal di rumah tersebut. Namun, Yusuf menolak keras dan tetap menyimpan Kitab Suci itu.
Dalam suatu waktu, Yusuf tampaknya sudah bertahun-tahun menyimpan Al-Quran tersebut dengan baik.
Yusuf juga pernah liburan menuju Ibiza dengan rekan-rekannya. Ia juga ingin berkunjung ke A1 Eden sebagai tempat yang memiliki desain hampir serupa dengan bentuk masjid.
Namun, A1 Eden bukan difungsikan sebagai masjid, tetapi sebuah tempat berbentuk klub malam. Yusuf Oak tiba-tiba tidak ingin memasuki A1 Eden.
Yusuf mempunyai alasan mengapa enggan masuk A1 Eden, tidak lain karena memiliki sebuah Al-Quran yang disimpan di rumahnya. Hatinya sulit menerima, sehingga memutuskan tidak ke A1 Eden.
"Sesuatu di dalam diri saya melarang saya untuk masuk ke dalam klub itu. Saya memutuskan untuk pergi dan teman-teman saya pada waktu itu mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan pasangan saya ‘kamu (yusuf) bahkan bukan seorang Muslim, kenapa kamu terganggu dengan tempat itu?’," jelas dia.
Saat itu, ia masih berstatus sebagai non-Muslim. Namun demikian, Yusuf seolah-olah tidak menerima apabila ada orang yang mencemooh atau menjelek-jelekkan agama Islam.
Hatinya terus bergejolak mulai menemukan kebenaran dalam hidupnya. Ia menganggap Al-Quran yang ditemukan di Old Trafford membuat kehidupannya diselimuti keberkahan.
Yusuf seakan-akan sulit menjauh dari Allah SWT, walaupun masih dalam kepercayaan bukan menganut agama Islam. Ia pun mulai merasa penasaran terhadap agama yang dikisahkan dalam Al-Quran tersebut.
Yusuf pantang menyerah untuk terus mempertebal seputar ajaran tertuang dalam agama Islam. Ia sering berdialog dengan para mualaf untuk memperoleh pendapat dari mereka.
Ia terus melakukan riset, bahkan juga sering mengadakan sesi tanya-jawab dengan pendeta sebagai bahan perbandingan antara ajaran dalam Kristen dan Islam.
Alhasil, pria bule asal Inggris itu langsung memburu sosok yang sekiranya bisa membuat dirinya menjadi seorang Muslim.
Kenalannya pun menjadi targetnya agar membantu ia mencarikan sosok tokoh agama untuk menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat.
(hap)
Load more