Naskah Khutbah Jumat Singkat 14 Ramadhan 2025: Jualan Makanan di Waktu Puasa, Peluang Pahala atau Ujian Keimanan?
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Naskah khutbah Jumat adalah rangkaian terpenting bagi khatib menyampaikan ceramah dalam sesi pelaksanaan ibadah shalat Jumat.
Naskah khutbah Jumat mengandung dakwah. Sebab, khatib memberikan berbagai pesan agama berbentuk nasihat, bimbingan moral, seruan, hingga peringatan kepada para jemaah shalat Jumat.
Naskah khutbah Jumat memberikan tanda pesan-pesan tersirat dengan gaya komunikasi satu arah. Cara tersebut sangat berpengaruh untuk didengar oleh para hadirin yang hadir di masjid tertentu.
Naskah khutbah Jumat singkat untuk pelaksanaan shalat Jumat, 14 Maret 2025/14 Ramadhan 2025, mengambil tema tentang jualan makanan dan minuman di waktu puasa selama bulan Ramadhan 2025.
Sebab, jualan makanan dan minuman menjadi aspek terpenting, terutama mengenai adab-adab berdagang di siang hari pada bulan Ramadhan.
Dirangkum tvOnenews.com dari buku Tafsir Ibnu Katsir, Kitab Riyadhus Shalihin oleh Imam Nawawi, laman Quran Kemenag, NU Online, dan berbagai sumber lainnya, berikut naskah khutbah Jumat singkat untuk shalat Jumat, (14/3/2025) dengan bertemakan "Jualan Makanan di Waktu Puasa, Peluang Pahala atau Ujian Keimanan?".
Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Jualan Makanan di Waktu Puasa, Peluang Pahala atau Ujian Keimanan?
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Sidang shalat Jumat yang dikaruniai Allah SWT
Saya selaku khatib tidak pernah bosan-bosannya mengajak para hadirin yang berbahagia, marilah kita bersyukur dan memuji kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan rezeki yang jumlahnya tak terhitung untuk kita semua. Pada akhirnya, kita masih bisa berkumpul di masjid tercinta ini.
Tak lupa juga, marilah kita menggetarkan sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi kita, baginda Nabi Muhammad SAW telah memperjuangkan Islam sebagai agama membawa kebenaran, termasuk kita di dalamnya beruntung agar menjadi golongan beriman kepada Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati Allah
Kita di sini bisa berkumpul kembali dalam momentum yang istimewa, masih bisa merasakan keberkahan untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Di bulan ini, kita mendapat tugas meningkatkan takwa dan iman kepada Allah SWT, setidaknya melalui puasa sebagai ibadah wajib di Ramadhan.
Di sisi lain, bulan ini juga memunculkan ujian keimanan bagi setiap Muslim, termasuk mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Di siang hari Ramadhan, banyak pedagang tetap membuka usahanya, baik menjual makanan maupun barang lainnya.
Lantas, apakah berdagang di bulan puasa merupakan peluang pahala besar atau justru sebagai ujian keimanan seseorang? Khatib akan menyampaikan sejumlah poin dalam pembahasan tema kali ini.
Pertama-tama, khatib akan memaparkan lebih dulu tentang keutamaan berniaga atau berdagang dalam agama Islam, sebelum mengacu pada jualan makanan di bulan Ramadhan.
Dalam Islam, perdagangan adalah salah satu sumber rezeki yang halal dan memiliki keutamaan besar.
Jika kita masih mengingat bahwa, Nabi Muhammad SAW sendiri sebelum diangkat menjadi Nabi adalah seorang pedagang yang jujur dan amanah, sebagaimana dalam pemaparan hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada." (HR. Tirmidzi Nomor 1209)
Hadis ini memberikan pemahaman bahwa, berdagang dengan kejujuran dapat menjadi jalan menuju kemuliaan di sisi Allah. Namun, dalam konteks bulan Ramadhan, bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap saat berdagang di siang hari?
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Ada beberapa penjelasan mengenai hukum berjualan di siang hari Ramadhan sebagai berikut:
1. Bagi Pedagang Muslim
Secara umum, Islam tidak melarang seorang Muslim untuk berdagang di siang hari Ramadhan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Menghormati orang yang berpuasa, misalnya dengan tidak secara terbuka menjajakan makanan di tempat umum.
- Tidak melalaikan kewajiban ibadah, seperti shalat dan tadarus Al-Qur'an.
- Menjaga etika dagang, seperti tidak menaikkan harga secara tidak wajar atau menjual barang haram.
2. Bagi Pedagang yang Menjual Makanan
Jika seorang pedagang menjual makanan kepada mereka yang memiliki uzur syar'i (musafir, orang sakit, atau non-Muslim), maka hal itu diperbolehkan.
Namun, jika ia sengaja menjual makanan kepada Muslim yang tidak berpuasa tanpa alasan syar'i, maka ini bisa menjadi perkara yang kurang baik secara moral.
Hal ini mengingatkan seruan atau perintah mengerjakan puasa Ramadhan adalah wajib, sebagaimana tertuang dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah, 2:183).
Ibadallah,
Pembahasan selanjutnya mengenai tantangan dan ujian keimanan bagi pedagang di bulan Ramadhan. Ada beberapa poin, antara lain:
1. Godaan untuk tidak berpuasa. Pedagang yang bekerja di bawah terik matahari mungkin tergoda untuk membatalkan puasanya, mengingat dalam redaksi hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad, Nomor 22565).
2. Kejujuran dalam berdagang. Setidaknya tidak boleh memanfaatkan momen Ramadhan untuk menaikkan harga secara berlebihan, hanya mentang-mentang makan dan minum di siang hari menjadi kebutuhan bagi mereka yang tidak berpuasa.
3. Tidak boleh berbohong dalam menjual barang, sejatinya Allah SWT menyukai hamba-Nya mencari rezeki disertai dengan ikhtiar dan tawakal.
4. Menjaga niat dan keikhlasan. Berdagang harus tetap diniatkan untuk mencari rezeki yang halal dan tidak melupakan ibadah. Jangan sampai kesibukan berdagang menjauhkan dari tujuan utama Ramadhan, yaitu meningkatkan ketakwaan.
Sebelum khatib menutup sesi ceramah ini, sekiranya kita mengetahui cara mendapatkan pahala dari berdagang di bulan Ramadhan.
Cara-cara tersebut meliputi nerniat mencari rezeki yang halal dan berkah, jujur dalam berdagang dan tidak menipu pembeli, tidak menghalangi diri sendiri dan orang lain dari ibadah.
Kemudian, menggunakan hasil dagangan untuk bersedekah dan membantu fakir miskin, memanfaatkan dagangan sebagai sarana dakwah, misalnya dengan mengingatkan pelanggan untuk beribadah.
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikianlah khutbah Jumat pada sesi pertama ini. Jualan makanan dan minuman di bulan Ramadhan bisa menjadi peluang pahala jika dilakukan dengan benar, namun juga bisa memberikan ujian keimanan jika seseorang lalai dari ibadah dan tergoda untuk melakukan kecurangan.
Sebagai orang mukmin beriman kepada Allah SWT, kita harus menyeimbangkan antara mencari rezeki dan menjalankan ibadah. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada seluruh umat Islam dalam mencari rezeki yang halal di bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bish-shawab.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Load more