Percuma Rajin Puasa dan Tahajud kalau Masih seperti ini, Mbah Moen Bagikan Tirakat Terbaik yang Sederhana tapi...
- Facebook/Majlis Sholawat Roudoh
tvOnenews.com - Puasa dan shalat Tahajud merupakan bagian ibadah yang mampu membuat umat Muslim menambah pahala. Keduanya bahkan akan menuntun seseorang semakin beriman kepada Allah SWT.
Almarhum KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen pernah mengatakan, puasa dan shalat Tahajud hanya menjadi sia-sia, jikalau masih terjerat dalam kondisi yang salah.
Mbah Moen mencontohkan, tidak sedikit orang mukmin hanya memaksakan shalat Tahajud dan puasa, namun tidak dalam kondisi semestinya. Kedua ibadah ini tidak akan membuahkan hasil pahala.
"Kalau belum mampu Tahajud, ya gak usah maksa. Kalau enggak sanggup puasa ya jangan puasa, kalau enggak pinter baca Quran ya tidak usah tirakat membaca Al Quran," ujar Mbah Moen dikutip tvOnenews.com, Kamis (6/3/2025).
Menurut Mbah Moen, kondisi fisik yang tidak memadai bahkan orang tersebut mengetahui tak kuat menjalani puasa dan Tahajud, sehingga ibadahnya tidak akan berfungsi jika dalam kondisi terpaksa.
Mbah Moen menyampaikan, cara puasa dan Tahajud seperti itu, bukan menjadi tirakat terbaik, walaupun keduanya memiliki keistimewaan yang besar dan sangat bermanfaat.
Puasa dan Tahajud Bukan Tirakat Terbaik
- Kolase Freepik & iStockPhoto
Mbah Moen menjelaskan, kualitas ibadah menjadi penentu orang mukmin yang sungguh-sungguh meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Terkadang, mereka berikhtiar dan bertawakal bagaimana bisa masuk golongan orang beriman, seperti melalui Tahajud, puasa sunnah maupun Ramadhan, hingga membaca Al Quran.
Ulama karismatik asal Rembang itu sangat mendukung upaya tersebut. Namun tidak akan berfungsi jikalau masih terjerat dengan kesombongan dalam diri.
Banyak orang mukmin sudah rajin beribadah hingga menghabiskan waktunya mendekatkan diri kepada Allah SWT, misalnya lewat Tahajud dan puasa, tetapi selama hatinya kotor hanya sia-sia.
"Buat apa rajin tahlil, tahajud, tapi hatinya jelek? Naudzubillah," tanya Mbah Moen.
Sebagai pendakwah dan ulama besar, Mbah Moen membagikan, tirakat terbaik pengganti puasa dan shalat Tahajud adalah hati yang bersih, meskipun sederhana tetapi sulit didapatkan umat Muslim.
Hati yang Bersih adalah Tirakat Terbaik
- iStockPhoto
"Ini tirakat paling joss. Tirakat terbaik itu hati yang bersih," tegas Mbah Moen.
Dalam ajaran agama Islam, sifat iri, dengki, sombong, dan mencintai dunia secara berlebihan, sangat rentan membuat hati kotor dan sulit mendapat kebersihan hatinya lagi.
Dilansir dari laman Yayasan Ibnu Katsir Jember, salah satu hadis riwayat memberikan redaksi dampak dari hati yang kotor, Rasulullah SAW bersabda:
"Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah ia adalah hati." (HR. Bukhari)
Melalui hadis riwayat ini, seseorang memiliki hati yang kotor akan berdampak buruk pada diri sendiri, seperti anggota tubuh mengalami kerusakan akibat disebabkan oleh hati.
Hati menjadi penentu bagi umat Muslim agar mencapai tirakat terbaiknya, seperti halnya redaksi dalam dalil Al Quran dari Surat Asy Syu'ara Ayat 88-89, Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ, اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ
Artinya: "(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy Syu’ara, 42:88)
Mbah Moen membagikan agar bisa mencapai hati yang bersih sebagai tirakat terbaik, setidaknya memperbanyak amalan dzikir dan muhasabah diri.
Dzikir dan Muhasabah Proses Mendapat Hati yang Bersih
- envato element
Dzikir sebagai amalan yang berfungsi untuk membersihkan segala keburukan dalam hati. Beragam bacaannya akan menenangkan jiwa seseorang, bahkan bisa memberikan kenyamanan.
Dzikir adalah amalan menuntun seorang mukmin semakin dekat kepada Allah SWT. Setiap bacaan yang bergetar akan memberikan efek tersendiri, karena dzikir bagian sunnah dari Rasulullah SAW.
Merujuk dari NU Online, Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam karya At-Tafsir al-Munir, Beirut: Dar el-Fikr, 1418, juz 19 halaman 174 menjelaskan, seseorang akan terhindar dari maksiat jika memiliki qalbun salim (hati yang sehat), begini redaksinya:
اَلْمُرَادُ بِالْقَلْبِ السَّلِيْمِ: هُوَ الْخَالِي مِنَ الْعَقَائِدِ الْفَاسِدَةِ وَالأَخْلَاقِ الْمَرْذُوْلَةِ وَالْمَيْلِ إِلَى الْمَعَاصِي، وَعَلَى رَأْسِهَا الْكُفْرُ وَالشِّرْكُ وَالنِّفَاقُ
Artinya: "Yang dimaksud ‘qalbun salim’ adalah hati yang bersih dari akidah yang rusak, akhlak tercela dan kecenderungan melakukan maksiat, yang puncaknya adalah kufur, syirik dan nifak." (Syekh Wahbah al-Zuhaili)
Sementara, introspeksi diri atau bermuhasabah sebagai cara memperoleh hati yang bersih. Contoh sederhananya adalah membaca Al Quran sekaligus tadabur apa saja makna di dalamnya.
Sebagaimana dalam redaksi dari dalil Al Quran melalui Surat Al Isra Ayat 82 mengenai Al Quran menawarkan kebersihan hati, Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Artinya: "Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian." (QS. Al Isra, 17:82)
Kesimpulan: Puasa dan shalat Tahajud tidak menjadi tirakat terbaik, selagi masih diselimuti hati yang kotor dan tidak bersih. Tirakat paling afdhol adalah menanamkan hati yang bersih.
(put/hap)
Load more