Kalau Lagi Sakit Haruskah Shalat Mengarah Kiblat? Ternyata Buya Yahya Bilang Hukum Sebenarnya...
- Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - Umat Muslim sedang sakit bertahun-tahun tidak bisa bergerak, sehingga banyak yang mengerjakan shalat tetapi tidak sesuai dengan kiblat.
Buya Yahya mendapat sebuah pertanyaan, salah satu jemaahnya yang bertanya terkait salah satu anggota keluarganya mengalami sakit parah, shalat yang dikerjakan sulit menghadap ke kiblat.
Jemaah tersebut kembali melanjutkan seorang keluarganya tidak bisa bergerak, tetapi bersikeras agar shalat tetap mengarah kiblat. Buya Yahya menguraikan hukumnya apabila tidak sesuai kiblat.
Menurut Buya Yahya, hukumnya dalam syariat agama Islam sudah jelas, bahwa kiblat menjadi acuan penting untuk mengerjakan shalat. Seluruh umat Muslim harus beribadah ke arah Ka'bah.
- Istimewa
"Shalat memang tetap menghadap kiblat adalah keharusan," kata Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Buya Yahya, Jumat (28/2/2025).
Kiblat adalah salah satu rukun shalat. Artinya, umat Muslim harus menghadap Ka'bah yang terletak di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Buya Yahya menjelaskan ada beberapa cara shalat bagi orang yang sakit, apalagi sulit bergerak mengharuskan mereka, setidaknya wajib mengarah kiblat saat beribadah kepada Allah SWT.
Cara Shalat Menghadap Kiblat untuk Orang Sakit
- iStockPhoto
"Cuma bagi yang shalatnya telentang, menghadap kiblatnya adalah kakinya diarahkan ke kiblat, telentang begini, tengkuknya diganjal sedikit biar dadanya sedikit bisa menghadap ke kiblat," jelas dia.
Jenis-jenis penyakit yang berefek pada sistem gerak tubuh, di antaranya Ataksia, Parkinson, Distonia, Myasthenia gravis, Tremor, dan sebagainya.
Penyakit menyebabkan tubuh terasa kaku rata-rata mengalami stroke, sehingga mereka sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya, karena adanya gangguan sistem saraf gerak di tubuhnya.
Namun begitu, pengasuh LPD Al Bahjah itu menegaskan shalat harus menghadap ke kiblat dan hukumnya tidak bisa diubah semena-mena, terlebih lagi sesuai kemauan manusia.
"Harus itu. Kalau di rumah sakit seenggaknya minta izin digeser sedikit (jika tidak sesuai kiblat)," ujarnya.
Buya Yahya mengatakan orang yang sakit jikalau tetap terbatas pada kemampuannya, maka tidak masalah shalat sesuai tenaganya sebagai tolak ukur ibadahnya.
Load more