Kondisi Lapar saat Puasa Ramadhan Bikin Khusyuk Shalat? dr Zaidul Akbar Bilang meski Tak Bertenaga...
- Tangkapan layar YouTube dr. Zaidul Akbar Official
tvOnenews.com - Praktisi kesehatan berbasis sunnah Rasulullah SAW, dr Zaidul Akbar menerangkan kondisi lapar ketika puasa Ramadhan, ternyata memiliki banyak makna.
Lapar adalah bagian dari puasa Ramadhan. dr Zaidul Akbar memahami kondisi ini bisa melemahkan tingkatan kekhusyukkan shalat dan ibadah lainnya.
Ketika seseorang menahan lapar saat puasa selama Ramadhan, ibadah shalat tidak khusyuk karena sama sekali tidak bertenaga. dr Zaidul Akbar mendukung pernyataan ini.
Namun demikian, dr Zaidul Akbar memberikan pernyataan sebaliknya, kalau shalat bisa khusyuk dalam kondisi lapar ketika puasa Ramadhan.
Mengapa perut meronta-ronta menahan lapar saat puasa Ramadhan menyebabkan khusyuk shalat?
- Kolase Freepik & iStockPhoto
"Karena kekhusuyukkan dalam ibadah hanya dapat dirasakan dalam keadaan lapar," ungkap dr Zaidul Akbar dilansir tvOnenews.com dari unggahan Instagram @zaidulakbar, Selasa (25/2/2025).
Shalat yang khusyuk membutuhkan tenaga. Saat energi dalam tubuh terisi penuh, seseorang dapat memfokuskan ibadahnya.
Allah SWT memberikan kenikmatan berupa makanan dan minuman, salah satunya difungsikan untuk shalat. Saat hamba-Nya beribadah kepada-Nya, sudah bisa memfokuskan fikirannya apabila sudah mengisi energi ke dalam tubuh.
Hal ini berbeda dengan kondisi shalat selama mengarungi bulan Ramadhan, khususnya ketika menahan lapar dalam menjalankan ibadah puasa.
Berdasarkan dalil Al Quran dari redaksi Surat Al-Baqarah Ayat 183 tentang kewajiban puasa Ramadhan, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah, 2:183)
dr Zaidul Akbar menjelaskan kondisi lapar saat puasa tidak menjadi alasan meninggalkan shalat.
Beberapa alasan sering mencuat disebabkan tidak mempunyai energi atau tenaga yang kuat, karena mereka tak menyantap makanan dan minuman sama sekali setelah dikumandangkan adzan Subuh.
Konsep Jurus Sehat Rasulullah itu menerangkan sebenarnya shalat bisa khusyuk, walaupun dalam kondisi tidak banyak makan.
Ketika shalat paling penting, kata dr Zaidul Akbar, harus menanamkan kunci keteguhan hati untuk menahan diri dengan ketulusan dan keikhlasan.
Keikhlasan ini berhubungan dengan bahwa, Allah SWT mengetahui untuk menguatkan hamba-Nya, terlebih lagi mereka menahan hawa nafsu sebagai cobaan beratnya.
"Berpuasa atau mengurangi makan dan terpautnya hati kepada-Nya juga terbaiknya adalah dalam keadaan raga tak banyak makanan yang masuk ke dalamnya," jelasnya.
Praktisi kesehatan sekaligus pendakwah itu menyebutkan orang yang mengurangi makan (dalam arti berpuasa), roh dan iman akan semakin kuat, sehingga tidak mengganggu kekhusyukkan shalatnya.
"Kuatnya roh dan iman itu dikarenakan lapar dan mengurangi makan. Lemahnya raga dan iman dikarenakan banyaknya makan," tandasnya.
(hap)
Load more