tvOnenews.com - Lailatul Qadar memiliki identik malam yang penuh berkah di antara 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Setelah melewati 20 hari Ramadhan, umat Muslim mulai sibuk mencari keberadaan Lailatul Qadar di malam 10 hari terakhir bulan suci tersebut.
Kebanyakan umat Muslim sampai rela meningkatkan amalan dan ibadah di malam 10 hari terakhir Ramadhan. Semua itu hanya mengharapkan Lailatul Qadar didapatkan oleh mereka.
Gus Baha merasa heran mengapa Lailatul Qadar menyebabkan umat Muslim sampai jungkir balik saat 10 hari terakhir Ramadhan.
Menurutnya, Lailatul Qadar mudah didapatkan dengan cara-cara ini tanpa perlu repot-repot bersusah payah mencari keberadaannya.
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube SANTRI GAYENG, Sabtu (22/2/2025), Gus Baha menerangkan fenomena Lailatul Qadar adalah hal yang paling ditakjubkan umat Muslim seluruh dunia.
Lailatul Qadar memberikan ciri-ciri keistimewaan, setidaknya pada waktu tersebut, Allah SWT menurunkan Al Quran sekaligus mewahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Lailatul Qadar telah masuk dalam nominasi sebagai malam-malam yang begitu mulia dalam ajaran agama Islam.
Setiap orang mukmin sangat rajin berdoa bahkan berbagai amalan apa pun digetarkan mereka. Tidak begitu peduli seberapa banyak mengerjakan amalan dan ibadah karena Lailatul Qadar sangat istimewa.
Redaksi hadis riwayat Imam At Tirmidzi dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa, begini bunyinya:
عَنْ عَآئِشةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ اِنْ عَلِمْتُ اَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا اَقُلُ فِيْهَا قَالَ قُوْلِيْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفْوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي (رواه الترمذي)
Artinya: Aisyah berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullh SAW: Bagaimana jika saya dapat mengetahui malam Qadar itu, apakah yang baik saya katakan pada malam itu ? Jawab beliau: Katakanlah olehmu: " Ya Allah sesungguhnya Engkau pengampun, suka mengampuni kesalahan, maka ampunilah kiranya kesalahanku." (HR. Tirmidzi)
Ciri-ciri Lailatul Qadar sebetulnya sangat banyak agar meraih pahala dari malam-malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Sejumlah hadis riwayat menekankan ciri-ciri Lailatul Qadar terletak pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan, seperti yang diriwayatkan Imam Ahmad, begini redaksinya:
اَخْبَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ قَالَ هِيَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ لَيْلَةَ اِحْدَيْ وَعِشْرِيْنَ اَوْثَلَثَةٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ اَوْ اَخِرِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ مَنْ قَامَهَا اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مِنْ ذَنْبِهِ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرّ
Artinya: "Rasulullah SAW mengabarkan kepada kami tentang Lailatul Qadar, beliau bersabda: dia (Lailatul Qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang." (HR. Ahmad)
Melalui ciri-ciri ini menjadi penyebab umat Muslim meningkatkan iman dan takwa dari beragam amalan dan ibadah.
Gus Baha sesungguhnya mendukung hal ini, namun cara tersebut hanya merepotkan diri saja, karena tidak semua orang mendapatkan Lailatul Qadar.
Menurut Gus Baha, sikap istiqomah adalah faktor terpenting, semisal hanya merutinkan shalat sunnah Tarawih, shalat Isya berjamaah, dan tidak meninggalkan puasa merupakan cara terbaiknya.
"Asal puasa, asal selalu berjamaah shalat Isya, shalat Tarawih itu dapat Lailatul Qadar," ujar Gus Baha.
Ia menyoroti beberapa ciri-ciri Lailatul Qadar muncul, semisal dari beberapa hadis riwayat mengenai ukuran tidak adanya terik sinar matahari di siang hari.
Lantas, bagaimana ada orang yang sibuk beribadah tidak bisa merasakan ciri-ciri kemunculan Lailatul Qadar?
"Tidak perlu membayangkan dan menandai siangnya matahari tidak terik. Aneh-aneh saja," terang dia.
"Tapi alamat atau tanda-tandanya memang seperti ini, lah terhadap alamat itu tidak perlu mengetahuinya, malah kok kalian cari," sambungnya menjelaskan.
Pendakwah kondang asal Rembang ini secara gamblang menegaskan Lailatul Qadar didapatkan dengan keteguhan hatinya mengisi amalan dan ibadah selama bulan Ramadhan.
Ia menjamin orang mukmin yang berharap memperoleh pahala dan meningkatkan iman kepada Allah SWT selama bulan puasa, maka Lailatul Qadar telah tertanam di dalam dirinya.
"Wong dawuh Nabi Muhammad tidak demikian. Terpenting, man shoma ramadhana imanan wahtisaban, itu udah pasti dapat Lailatul Qadar," tuturnya.
Gus Baha membongkar tafsir yang terdapat di hadis riwayat tersebut, kalau Lailatul Qadar didapatkan melalui pelaksanaan shalat Tarawih, keikhlasan dan ketulusan hati.
Setiap umat Muslim minimal tidak boleh mempunyai sifat dengki dan hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT merupakan ciri-ciri dari Lailatul Qadar.
Ia mengulas sedikit tentang Sayyidina Utsman yang menyatakan adanya kesetaraan apabila umat Muslim mengerjakan shalat Isya berjamaah dengan seluruh shalat sunnah malam.
"Tidak perlu shalat Tahajud, enggak usah shalat Witir. Pahalanya setara dengan itu semua. Tidak perlu kebanyakan shalat apalah itulah, biasa saja," tuturnya.
"Justru dengan bersikap biasa itu meyakini akan ampunan Allah SWT," tukasnya.
(hap)
Load more