Amalkan Ayat Kursi seperti ini Berarti telah Keliru, Tolong Jangan Biasakan dan Begini Cara Bacanya Kata Syekh Ali Jaber
- Tangkapan layar YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber
tvOnenews.com - Ayat Kursi adalah amalan yang tercantum dalam surat Al Quran, memiliki makna begitu besar.
Ayat Kursi merupakan nama lain dari bacaan Surat Al Baqarah Ayat 255. Amalan ini memberikan keutamaan besar apabila dibaca setiap hari, karena berisi tentang keagungan Allah SWT.
Almarhum Syekh Ali Jaber pernah menyoroti ada banyak sekali orang telah keliru, terkhusus saat mengamalkan Ayat Kursi, dimulai dari cara membaca hingga tidak mengerti apa makna di dalamnya.
Menurut Syekh Ali Jaber, cara membaca Ayat Kursi yang keliru berakibat fatal, bahkan bisa mengubah makna yang tersirat di setiap lafalnya.
Lantas, di mana saja menyebabkan kekeliruan saat mengamalkan Ayat Kursi? Syekh Ali Jaber mengungkapkan faktanya sebagai berikut.
- iStockPhoto
Dinukil tvOnenews.com melalui channel YouTube Syekh Ali Jaber, Jumat (21/2/2025), Syekh Ali Jaber menguraikan keutamaan Ayat Kursi.
Ayat Kursi adalah ayat yang agung dalam Al Quran, bahkan kekuatannya telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Ayat Kursi memberikan jaminan yang luar biasa, contoh sederhananya mampu menepis segala godaan dari setan. Bagi orang mukmin menggetarkannya setiap hari, salah satu upaya ingin masuk surga.
Biasanya rata-rata orang mukmin membaca Ayat Kursi, setidaknya digetarkan sebelum tidur, ada juga yang mengamalkannya setelah shalat.
Dalam redaksi hadis riwayat dari Abu Umamah al-Bahili RA, Ayat Kursi mampu menuntun seseorang masuk surga jika dibaca setiap akhir shalat, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
Artinya: "Barang siapa membaca ayat kursi di akhir setiap shalat, maka tidak yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i)
Namun, Syekh Ali Jaber mengingatkan Ayat Kursi tidak akan berarti, selama tak memahami ilmu fiqihnya.
Maksudnya, seseorang hanya asal-asalan membacanya tanpa mengetahui maknanya. Kekeliruan ini sering terjadi menyebabkan amalan Ayat Kursi hanya sia-sia.
Ulama besar kelahiran asal Madinah ini menyoroti rata-rata ta'awudz selalu bergema hendak mengawali pengamalan Ayat Kursi.
"Jadi khususnya Ayat Kursi, kalau kita baca a'udzubillah, jangan disambungkan dengan Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum," ujar Syekh Ali Jaber.
Menurut Syekh Ali Jaber, seseorang hanya membutuhkan kalimat ta'awudz saat mulai mengisi amalan ini. Kenapa?
Ayat Kursi adalah amalan yang terletak di tengah bacaan surat. Lafalnya di antara ayat-ayat yang tercantum dalam Surat Al Baqarah.
"Karena sekarang kita sudah sepakat, kalau kita baca di tengah surat, cukup a'udzu, tidak ada bismillah kan," terang dia.
Lantas, apakahh boleh jika ada orang bersikeras menggunakan bacaan basmallah atau bismillah?
"Tapi boleh enggak baca bismillah? Kalau soal boleh ya boleh saja, tapi kita kan mencari yang terutama," imbuhnya.
Dengan gaya santainya saat berceramah, Syekh Ali Jaber membagikan cara terbaik Ayat Kursi, apabila hanya menggunakan kalimat ta'awudz tanpa bacaan basmallah.
"A'udzu billahi minas-syaitanir-rajim, berhenti, Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum," tuturnya.
Contoh ini seolah-olah tidak ada penggabungan mengamalkan ta'awudz dengan Ayat Kursi. Maksudnya, cara membacanya dilakukan secara terpisah.
Ia mengatakan ada hal-hal yang memberikan tanda bahaya jika adanya penggabungan dua kalimat berbeda, walaupun makna keduanya sama-sama memberikan keuntungan.
"Berarti di sini kita berlindung kepada Allah dari Allah sendiri, jadi seolah-olah terlibat antara Allah sama setan," tuturnya.
Maknanya juga akan berubah apabila ta'awudz digabungkan dengan lafal pertama yang terkandung di dalam Ayat Kursi.
"Dari sisi makna tidak baik," imbuhnya.
Ia sekali lagi menekankan dirinya tak mempermasalahkan cara apa pun, terutama jika ada yang ingin membaca basmallah setelah ta'awudz.
Syekh Ali Jaber hanya mengharapkan cara membaca Ayat Kursi perlu ditingkatkan lagi soal urusan pemahamannya, yang bertujuan tidak mengundang kekeliruan terhadap maknanya.
(far/hap)
Load more