“Biasanya orang datang ke rumah untuk mengaji, Ramadhan saya di rumah," lanjut Gus Baha.
Sementara dalam tradisi pesantren, Gus Baha mengungkapkan bahwa mendalami literatur ulama terdahulu ada tradisi yang namanya pasaran.
Dalam tradisi ini, seluruh civitas pesantren akan mengaji kitab dengan intensitas lebih banyak dibanding bulan-bulan selain Ramadhan.
Maka jangan heran jika para santri di bulan Ramadhan sibuk dengan kitab-kitabnya.
Gus Baha menerangkan, bagi seluruh civitas pesantren, Ramadhan diyakini sebagai bulan berkah yang harus dimanfaatkan untuk hal baik seperti belajar-mengajar.
Seorang ulama pesantren kata Gus Baha, yang biasanya mengaji satu kitab, ketika mendekati Ramadhan biasanya akan bertambah kitab yang dikaji.
“Kalau tradisi di kami, di pesantren, misalnya satu kiai mengajar 2-3 kitab setelah shalat fardhu,” ujare Gus Baha.
Load more