Shalat Sunnah Lebih Baik Tidak Dilakukan Setiap Hari, Kok Bisa? Ternyata Gus Baha Bilang Alasannya…
- Istimewa
tvOnenews.com - Gus Baha bilang shalat sunnah sebaiknya tidak dilakukan setiap hari, kok bisa? Gus Baha berikan penjelasannya.
Ternyata, penjelasan ini dipetik dari sebuah kisah menarik yang dialami oleh sahabat Rasulullah SAW.
Ada sahabat Rasulullah yang justru tersinggung bila ada ibadah sunnah yang dilakukan secara khusyuk melebihi ibadah wajib.
Gus Baha pun berpendapat demikian, dirinya tidak menganjurkan untuk melakukan ibadah sunnah seperti shalat tahajud setiap hari.
Lantas, mengapa Gus Baha tidak menyarankan untuk melakukan ibadah sunnah terlalu khusyuk?
Dalam satu kajiannya, Gus Baha menganjurkan agar tidak mengerjakan ibadah sunnah setiap hari.
Seperti apa penjelasan Gus Baha mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
- Istimewa
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube Santri Kalong, Gus Baha menjelaskan sebuah kisah menarik yang dipetik dari sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Mas’ud.
Saat itu, Abdullah bin Mas’ud justru melarang para tabi’in jika ada yang beribadah shalat dhuha setiap hari.
“Dulu Abdullah bin Mas’ud, kalau ada tabi’in yang shalat dhuha setiap hari itu didatangi dan dimarahi, ‘seminggu sekali saja, jangan setiap hari’,” ungkap Gus Baha pada tayangan YouTube Santri Kalong.
Bahkan kata Gus Baha, Abdullah bin Mas’ud sampai tersinggung jika ada ibadah sunnah yang dikerjakan menyaingi khusyuknya shalat fardhu.
“Jadi Abdullah bin Mas'ud itu lucu, beliau itu paling tersinggung kalau ada shalat fardhu yang disaingi,” ujarnya.
Sependapat dengan kisah tersebut, Gus Baha mengatakan agar tidak terlalu khusyuk yang berlebihan dalam ibadah.
“Makanya kalian jangan khusyuk berlebihan. Makanya kayak Mustofa itu saya larang, kalau shalat tahajud setiap malam, karena terlalu banyak pembisik,” jelas Gus Baha.
“Sebab orang yang mengaku Nabi itu juga sering tahajud,” sambungnya.
Selain itu, Gus Baha juga mengatakan bila semakin khusyuk dalam beribadah rentan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketika ibadah berlebihan dikhawatirkan seseorang dapat merasa mendapat pesan ghaib atau wangsit yang tidak benar.
“Jadi zaman akhir itu, tambah khusyuk tambah bahaya. Yang mengaku Nabi di Jombang itu, sering shalat tahajud apa tidak?” tutur Gus Baha.
“Akibat sering tahajud, akhirnya dia mengira dapat wangsit (pesan ghaib). Tapi kalau kalian mendengkur (tidur) kan tidak akan dapat wangsit,” imbuhnya.
Namun, pendakwah asal Rembang itu juga mengatakan di akhir zaman seperti saat ini, justru banyak orang yang bisa melaksanakan ibadah sunnah secara istiqomah.
“Tapi ilmu ini sudah tidak ada, karena zaman akhir orang malah bangga kalau bisa istiqomah (ibadah sunnah),” tandasnya. (kmr)
Load more