Puluhan Tahun Pakai Allahumma Lakasumtu, Ternyata ini Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah Rasulullah SAW Kata Ustaz Adi Hidayat
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Doa buka puasa berfungsi sebagai ciri-ciri ritual yang dilakukan umat Muslim setelah berpuasa seharian penuh.
Doa buka puasa memberikan tanda syukur atas kenikmatan dan rezeki, yang masih dilimpahkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya.
Doa buka puasa menandakan kesempurnaan dari ibadahnya yang sukses ditunaikan sedari waktu adzan Subuh sampai adzan Maghrib tiba.
Secara umum, doa buka puasa telah menjadi kebiasaan umat Muslim khususnya di Indonesia, selalu membaca kalimat yang berbunyi "Allahumma Lakasumtu".
Namun, Ustaz Adi Hidayat meluruskan sesungguhnya bacaan doa buka puasa, apabila ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW, bukan menggunakan kalimat "Allahumma Lakasumtu".
- iStockPhoto
Lantas, seperti apa bacaan doa buka puasa berdasarkan sunnah dari Rasulullah SAW? Ustaz Adi Hidayat membocorkan amalannya sebagai berikut.
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Ceramah Pendek, Kamis (20/2/2025), Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan seputar amalan doa buka puasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang bermakna namun memberikan keutamaan begitu istimewa, bahkan hukumnya adalah wajib dan telah bersifat mutlak.
Puasa Ramadhan memberikan penekanan agar umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritualnya. Fungsinya begitu dahsyat mampu menuntun ke arah ketakwaan dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Puasa Ramadhan akan menjadi afdhol jika mengikuti rukun, syarat, dan sunnahnya. Pemahaman ini berfungsi agar ibadahnya tidak sia-sia.
UAH menyoroti persoalan doa buka puasa. Di Indonesia, para orang tua mengajarkan anaknya sedari kecil terkait pemahaman bacaan ini.
Mereka sejak masih anak kecil mendapat ajaran seputar doa buka puasa yang umum, biasanya bergetar dengan kalimat "Allahumma Lakasumtu".
Merujuk dalam buku 101 Doa Anak Saleh karya dari Tim Darul Ilmi, berikut bacaan doa buka puasa yang umum:
Doa Buka Puasa yang Umum
اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Bacaan Latin: Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'alaa rizqika athortu birahmatika yaa arhamar rahimin.
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih."
UAH sebenarnya mendukung bacaan ini jika dipakai untuk berbuka puasa. Namun, sesungguhnya amalan doa tersebut bukanlah menjadi bagian sunnah Rasulullah SAW.
Doa buka puasa dari sunnah Rasulullah SAW telah termaktub dalam Hadis Riwayat Abu Dawud Nomor 2357 dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu, begini redaksinya:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
Bacaan Latin: Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-allah taala.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti ganjaran, dengan kehendak Allah Ta'ala." (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Hakim & Nasa'i)
"Karena Rasulullah adalah kebiasaan, Nabi terbiasa dengan yang ini, karena Rasulullah SAW, ketika berbuka beliau berdoa 'Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-Allah'," ujar UAH.
Menurut para ulama, doa ini telah bersifat zahir berdasarkan dari pandangan mereka yang artinya "Telah hilang dahaga".
"Umumnya diterjemahkan dengan telah hilang haus itu, dan basah tenggorokan dan tetap sekarang pahala dari Allah, Insya Allah jika Allah berkehendak seluruhnya," jelas dia.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengungkapkan ketepatan waktu membaca doa ini, yang lagi-lagi berdasarkan dari pendapat ulama terbagi menjadi dua.
Pendapat pertama mengacu pada hilangnya dahaga seperti yang dipaparkan tadi. Penjelasan ini mengacu pengamalannya digetarkan, setidaknya setelah puasa batal.
Pendapat kedua mengarahkan doa buka puasa ini digetarkan sebelum membatalkan puasa, karena menganggap bagian kalimatnya memiliki konteks yang akan datang.
"Dibaca sebelum buka atau sesudah buka? Sebetulnya mau sebelum buka atau sesudah buka itu baik-baik saja tidak masalah," tuturnya.
"Bismillah kita minum air baru baca silahkan. Tapi kalau liat siap hadis, tanda-tanda dari kata-katanya nampaknya lebih menunjuk pada sebelum kita minum (baca doa berbuka) bukan setelah minum," sambungnya menjelaskan.
Lantas, bagaimana ada orang mukmin yang membaca setelah buka puasa?
"Meski setelah minum (bacanya) silahkan. Biasanya yang setelah minum itu menerjemahkannya gini ‘telah hilang haus’ minum dulu baru bilang hausnya, itu kalau dibaca dengan terjemahan biasa," paparnya.
Pendakwah tinggal di Bekasi ini lebih condong mengarahkan anjuran doa buka puasa dengan pendapat yang bermakna present atau sesuatu yang akan datang. Sebab, Rasulullah SAW menyebut ketepatan waktunya di bagian kalimat "idzar aftor".
"Liat hadisnya, karena Rasulullah SAW ‘idza aftor’ ini yang jarang dibaca ‘idza aftor’ apabila beliau berbuka. Di dalam rumus bahasa Arab kalau ada kata idza bersambung dengan past tense bentuknya maknanya present, akan," imbuhnya.
Berdasarkan bahasanya, kata UAH, doa pada umumnya dibaca sebelum memperoleh sesuatu. Sebelum berbuka puasa bisa dilanjutkan dengan bacaan basmallah.
"Itu pendekatan tapi tidak dipermasalahkan kalau kita mau baca setelah minum yang tidak tepat yang tidak baca doa," ucapnya.
"Dan akan basah tenggorokan bukan di sini poinnya, poinnya adalah dan sekarang ditetapkan pahala, insya Allah dengan kehendak Allah’. Al ajru tidak tersebut di dalam Al Quran termasuk di dalam bahasa Arab kecuali menunjuk pada dua makna, satu sesuatu yang langsung diberikan," lanjutnya memaparkan.
"Ada kedua sifatnya ditangguhkan nanti tidak sekarang. Jadi ada yang diberikan langsung oleh Allah setelah berbuka dan ada sesuatu yang ditunda nanti yang lebih besar lagi yang diberikan saat buka," tandasnya.
(hap)
Load more