Cara Pinjam Uang yang Benar dalam Islam, Lebih Baik Lunasi Utang Sebelum Jatuh Tempo
- dok.ilustrasi shutterstock
Jakarta, tvOnenews.com- Pinjam uang dalam kehidupan sehari-hari lumrah dilakukan, karena adanya saling membantu. Baik dari berbagi rezeki dan meminjamkan uang atau utang.
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainyl Ma’arif alias Buya Yahya ini membahas adab-adab utang piutang dalam salah satu ceramahnya.
Buya Yahya mengatakan kalau utang piutang didasari karena keinginan membantu orang lain yang membutuhkan.
- dok.ilustrasi shutterstock
Lalu, bagaimana adabnya? simak penjelasan Buya Yahya di bawah ini, dikutip Al Bahjah TV, Kamis (20/2/2025).
"Allah jadikan manusia di kiri kananmu agar kalian saling membutuhkan, tapi yang penting adalah di saat kamu membutuhkan kepada manusia jangan lupa puasanya (ibadahnya)," ucap Buya Yahya.
Dia menekankan bahwa orang yang berutang harus berkomitmen untuk mengembalikan uang orang lain yang dipinjamkannya.
"Kalau Anda pinjam uang, bagaimana tradisi ajaran meminjam? Kamu yang serius untuk bisa membayarnya tepat waktu, lalu tulis hitam di atas putih, kemudian jangan terbesit di hati untuk lari dari utang. Ingat, siapapun yang ngutang lalu dia ingin lari, langsung sempitkan rezekinya," jelas Buya Yahya.
Sebagaimana, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah ia yang terbaik pembayaran utangnya." (HR Muttafaq ‘alaih).
Dengan begitu, Buya berpesan kalau pihak Peminjam juga harus sadar diri.
Adabnya salah satu, bisa mengembalikan utang (lunas) sesuai waktunya. Sebaiknya juga lebih baik jangan sampai jatuh tempo.
Juga tidak diperbolehkan adanya riba, dari pemberi utang ke peminjam. Ditegaskan Buya hukumnya haram.
"Kalau ada yang pinjam uang kepada Anda, jangan kau cekik dengan tambahan-tambahan. Namanya riba, haram hukumnya,” tegasnya.
“Kalau Anda ingin nolong, nolong serius. Jika memang ia tidak mampu, Anda tidak boleh memaksanya. Bahkan, Anda wajib memberikan tempo," tutur Buya Yahya.(klw)
waallahualam
Load more