tvOnenews.com - Kematian merupakan takdir setiap makhluk hidup yang tidak bisa ditepis lagi. Beberapa penyebabnya melalui banyak hal, semisal terkena virus.
Virus memang menjadi musibah setiap makhluk hidup, terutama bisa membuat manusia mengalami kematian.
Musibah dari virus menyebabkan orang-orang takut kematian, mereka menganggap telah mendekati ajalnya.
dr Zaidul Akbar sebagai praktisi kesehatan dari ajaran agama menjelaskan kematian telah ditentukan oleh Allah SWT. Virus hanya bersifat perantara.
dr Zaidul Akbar mengatakan kematian setidaknya masih bisa dicegah, apabila disebabkan dengan virus menggunakan cara-cara ini.
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube dr. Zaidul Akbar Official, Rabu (19/2/2025), dr Zaidul Akbar menceritakan kisah bagaimana ibunya berjuang menyembuhkan penyakitnya sebelum meninggal dunia.
Persoalan kematian akibat virus, dr Zaidul Akbar kembali bernostalgia ibunya telah menderita penyakit bertahun-tahun.
"Sedikit cerita, ibu saya kena diabet hampir 20 tahun. Awal kena diabetes gula darahnya luar biasa tinggi," ujar dr Zaidul Akbar.
Namun begitu, ia tidak terlalu bersedih terhadap kematian ibunya, meskipun sudah 20 tahun ingin sekali menyembuhkan penyakit diabetesnya.
Ia mengatakan sang ibu selalu mengatur pola hidupnya. Hal ini membuat sang mendiang ibunya bisa bertahan selama puluhan tahun dari diabetes.
Ia menambahkan bahwa mendiang ibunya juga selalu mengerjakan amalan sesuai sunnah Rasulullah SAW dan perintah dari Allah SWT.
Amalan yang dimaksud adalah puasa karena sangat berguna untuk menjaga kesehatan, walaupun harus tertatih-tatih menahan lapar dan haus demi melancarkan sirkulasi pencernaan tubuhnya.
"Tapi ya Subhanallah karena orang lama, orang yang sudah hidup puluhan tahun," katanya.
"MasyaAllah yang dia kerjakan enggak panik, dia mulai atur makan, dia mulai puasa segala macem, gula darahnya jadi stabil," sambungnya menjelaskan.
Kebetulan belum lama ini virus COVID-19 menggemparkan dunia. Penyakit tersebut telah mematikan ratusan ribu jiwa.
dr Zaidul memahami banyak orang saat ini merasa takut terhadap virus, apalagi mereka belum siap menghadapi kematian.
Sesungguhnya virus hanya menjadi salah satu penyebab terkecil kematian. Ia kembali mengingatkan bagian ini karena sudah takdirnya.
"Kaya sekarang kan orang parno luar biasa dengan virus ini. Takutnya luar biasa," tuturnya.
Tenang aja, yang bikin kita mati itu bukan karena virusnya tapi karena memang udah ajalnya, kalau pun harus mati. Jadi tidak harus khawatir juga," tambah dia.
Hanya Allah SWT menggerakkan kematian. Setiap manusia berusaha agar ajalnya berakhir bahagia dan tetap dalam kondisi tergolong orang beriman.
Ia berpendapat salah satu cara menanamkan keimanan dalam diri, dengan menggunakan kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan agar tidak takut pada kematian.
"Makanya Allah katakan dalam surat Al Fath, Dia lah Allah yang menurunkan ketenangan dalam hati manusia. Dapat musibah dia bersabar, dapat nikmat dia bersyukur," jelasnya.
Sebaliknya, jika orang selalu gelisah saat virus menyerang bertubi-tubi, hanya memberikan bencana dan tidak tenang ketika dihadapi sakaratul maut.
"Karena kalau seandainya nikmat sudah tak mampu membuat dia bersyukur dan ujian tak mampu membuat dia bersabar, maka itulah bencana hati yang buruk," pesannya.
Selama hal-hal mengandung dampak positif akan memberikan ketenangan batin, semisal melalui memelihara tutur kata atau lisan, menjaga hati, pendengaran, pengliharan, dan lain-lain.
"Semua dijaga, sebisa yang bisa kita jaga. Jangan sampai akhirnya hal-hal enggak penting. Tapi begitulah iblis dan bala tentaranya menjauhkan manusia dari hal-hal yang penting. Jadi kalau urusan itu saja enggak kelar-kelar, ya gimana kita mau cerita peradaban ke depan," tandasnya.
(hap)
Load more