Masih Ingat Silvio Escobar? Pemain Naturalisasi yang Pernah Bermain Tarkam Cuma Digaji Sejuta dan Putuskan Mualaf karena ....
- dok. Persija Jakarta
Jakarta, tvOnenews.com- Silvio Escobar merupakan pemain naturalisasi yang berasal Paraguay. Siapa sangka pemain ini mantap memutuskan mualaf di Indonesia.
Pemain naturalisasi ini cukup populer di kalangan pecinta sepakbola. Silvio Escobar pernah menceritakan perjalanan karirnya selama bermain di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dirangkum tvOnenews.com pada Rabu (19/2/2025), Silvio Escobar datang ke Indonesia niatnya untuk bermain bola.
- dok. Persija Jakarta
Namun, tak diduga ia sempat turun ke dunia tarkam. Hingga ia merasakan namanya bermain dibayar murah sekitar 1 jutaan.
"Tahun 2015 saya mau ke Bali cuma liga berhenti sekitar 4 bulan atau 5 bulan, disitu saya kenal tarkam saya diajak agen Agung," kata Silvio Escobar, dikutip dari akun youtube Sport 77.
"Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pemain mualaf ini punya kisah lucu dna menarik diketahui. Dia saat awal datang ke Indonesia tak tahu apa itu negara Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Silvio Escobar ini pun tertarik pada agama Islam. Hal ini tanpa ia sadari karena sering berinteraksi dengan rekan satu timnya.
Meskipun, ia sempat merasa takut untuk khitan atau disunat. Sebab ia memahami itu sebagai hal yang menakutkan dalam prosesnya.
Perlu diketahui, Pemain naturalisasi ini berasal dari Paraguay. Ia terlahir dari keluarga besar Katolik. Ini bukan hal mudah untuk memutuskan pindah keyakinan.
Silvio Escobar memiliki niat memutuskan menjadi pemain bola mualaf di Indonesia. Keputusan itu ia ambil setelah mengenal kultur dan kehidupan sosial Indonesia.
Sekitar tahun 2014, Silvio Escobar tidak langsung jadi mualaf. Sebab awalnya merasa sangat takut disunat.
Dalam pandangannya, sunat itu menakutkan karena ada bagian tubuhnya yang akan dipotong. Otomatis akan kehilangan alat kelamin.
"Tapi mungkin karena bahasa saya juga kurang bagus, mungkin saya salah paham, karena harus potong. Takut saya, jadi tahun 2014 tidak jadi," kata Silvio Escobar.
Load more