Diisukan Pantas untuk Timnas Indonesia, Tristan Gooijer Bantah Bukan dari Republik Maluku Selatan yang Asal-usulnya...
- Instagram/@tristangooijer
Gooijer mengatakan neneknya sangat sensitif apabila membahas kondisi Maluku. Namun ia sempat menyematkan bendera Merah Putih, menunjukkan kecintaannya kepada Indonesia.
"Tetapi untuk nenek saya, situasi Maluku dan Indonesia sedikit sensitif. Saya sendiri untuk situasi itu belum mempelajari dan mendalami, situasi Maluku dan Indonesia," jelas dia.
Asal-Usul Republik Maluku Selatan
Merujuk dalam buku Ambon: Selajang Pandang karya Lususina, Teu pada 1950 & buku Indonesia dalam Arus Sejarah 7: Pascarevoluusi karya Abdullah, Taufik & Lapian, A.B. pada 2013, pemberontakan RMS mulanya muncul akibat didalangi seorang yang pernah menjadi Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Gerakan ini menginginkan Maluku lepas dari Indonesia.
RMS terbentuk setelah Maluku bersatu dengan Indonesia. Seorang tokoh pejuang RMS, Manusama menganggap bergabungnya Maluku dengan NKRI hanya menimbulkan konflik.
Rapat dengan seluruh pemimpin desa di Pulau Ambon akhirnya terbentuk berasal dari inisiasi Manusama.
Setelah itu pemerintah di Maluku memproklamasikan keberadaan RMS. Wilayah berada di naungan gerakan separatis ini, antara lain Seram, Buru, dan Ambon.
Kemudian, KNIL dari Belanda tampaknya bersikeras agar pergerakan RMS tidak dilawan oleh berbagai pihak. Indonesia mulai mencurigai RMS terbentuk dianggap ada keterlibatan RMS.
RMS mendapat perlawanan dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Pergerakan ini dengan menggunakan sandi Operasi Malam.
Pasukan APRIS/TNI berjumlah 850 orang. Hal itu menjadi upaya melakukan perlawanan kepada RMS. Komandan Mayor Pellupessy memimpin operasi penyerangan tersebut.
Pasukan APRIS di bawah pimpinan Komandan Mayor Pellupessy tiba di Pulau Buru, Aru, Kai, dan Seram. Sejumlah wilayah di Maluku Selatan ini menjadi area kekuasaan RMS.
APRIS membagi tiga kelompok saat melakukan perlawanan di Pulau Ambon, wilayah yang paling mengerikan dan area paling dikuasai RMS.
Pasukan APRIS akhirnya mulai menunjukkan kemenangannya, ditandai mengambil alih beberapa wilayah di Maluku Selatan, bahkan sejumlah wilayah kekuasaan RMS di Ambon telah direbut beberapa kelompok dari APRIS.
APRIS berhasil menangkap presiden pertama RMS, JH Manuhutu dan Perdana Menteri RMS, Wairissal. Sembilan menteri RMS juga merasakan nasib yang sama.
Load more