Baru Selesai Langsung Diajak untuk Temani Shalat Berjamaah, Memangnya Boleh Dua Kali? Justru Buya Yahya Bilang...
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
tvOnenews.com - KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya mengungkapkan hukum shalat berjamaah yang dikerjakan dua kali.
Buya Yahya mendapat kasus seseorang baru menyelesaikan ibadah berjamaah dengan imam di masjid. Setelah itu, ada seorang teman yang telat datang dan mengajak dirinya untuk shalat berjamaah.
Menurut Buya Yahya, kondisi ajakan shalat berjamaah tersebut, disebabkan adanya rasa kasian dan tidak enak kepada temannya, sehingga menerima tawaran untuk beribadah bersamanya.
"Ada salah satu sahabat kita datang ke masjid, sendirian kasian dia tolah-toleh enggak ada teman berjamaah," ungkap Buya Yahya dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Jumat (7/2/2025).
Shalat berjamaah adalah tingkatan tertinggi daripada dikerjakan secara sendirian, alasan mengapa wajib beribadah berjamaah karena memiliki pahala berlipat ganda.
- Freepik
Perintah mengerjakan shalat berjamaah berlaku dari Subuh, Dzuhur, Ashar, dan Maghrib, bahkan yang sunnah sekali pun ada yang dikerjakan secara berjamaah.
Alasan lainnya mengapa shalat berjamaah menjadi penting, bahwa Rasulullah SAW selalu mengutamakan shalatnya secara berjamaah ketimbang sendirian.
Dalam redaksi hadis riwayat dari Abu Said bin Al Khudri RA memaparkan keutamaan dari shalat berjamaah, Rasulullah SAW bersabda:
صلاةُ الجماعةِ تَفضُلُ صلاةَ الفذِّ بِخمسٍ وعِشرينَ دَرَجةً
Artinya: "Shalat berjamaah itu lebih utama dibandingkan shalat sendiri (dengan perbandingan) sebanyak 25 derajat." (HR. Bukhari)
Redaksi hadis riwayat lainnya berasal dari Abdullah bin Umar RA terkait shalat berjamaah meningkatkan derajat, Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «صلاةُ الجَمَاعَة أَفضَلُ من صَلاَة الفَذِّ بِسَبعٍ وعِشرِين دَرَجَة».
Artinya: "Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendiri sebanyak 27 derajat." (HR. Bukhari)
Lima waktu shalat dalam sehari menunjukkan umat Muslim dianjurkan mengerjakan shalat berjamaah sebanyak lima kali. Tujuannya tidak lain memperoleh keutamaan, sesuai seperti yang dipaparkan hadis riwayat di atas.
Namun, ada kala seseorang mengikuti shalat berjamaah tepat waktu di masjid, setelah itu tidak sengaja melihat seorang teman hendak ibadah walaupun telat dikerjakan bersama imam.
Kemudian, orang tersebut mengajak dirinya agar shalat berjamaah. Lantas, bagaimana sikap menghadapi hal tersebut? Buya Yahya menjawab kasus semacam ini secara gamblang.
"Maka kita boleh menemani dia berjamaah," kata Buya Yahya.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu berpendapat tawaran itu sebaiknya diterima, meskipun baru saja selesai shalat berjamaah, tidak masalah ditunaikan dua kali.
"Mau saya temani? Gitu, walaupun kita sudah shalat kan," tutur dia.
Buya Yahya mengabarkan hal itu pernah terjadi pada waktu di zaman Nabi, kasusnya pun serupa seperti yang dialami orang tersebut.
"Ini pernah terjadi pada zaman baginda Nabi, ada satu orang terlambat, sudah selesai shalat dia baru datang," jelasnya.
"Tolah-toleh cari teman sudah pada selesai shalat," tambahnya.
Ia menambahkan kasus orang yang telat datang ke masjid itu mendapat respons dari Nabi Muhammad SAW.
"Nabi melihat orang ini kasian, niatnya bagus banget, pengin jamaah tapi telat dia, Siapa kira-kira yang mau sedekah dengan orang ini?," paparnya.
"Maka yang pengin sedekah temani dia shalat, lalu sahabat Nabi berdiri nemeni orang yang baru datang," tandasnya.
(far/hap)
Load more