Ikuti Jejak Indra Sjafri Utamakan Spiritual, Bima Sakti Ancam Pemain Timnas Indonesia Usia Muda yang Susah Diatur

tvOnenews.com - Bima Sakti diam-diam menjadi kepribadian yang mengikuti jejak pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri.

Bima Sakti mengetahui Indra Sjafri sangat menekankan kebutuhan spiritual untuk para pemain Timnas Indonesia di level usia muda.

Sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-20, Bima Sakti melihat sisi religius yang dimiliki Indra Sjafri bukan main-main.

Setiap upaya Indra Sjafri mengingatkan anak-anak asuhnya untuk mengedepankan spiritual, bahkan menjadi kepribadian religius telah sukses.

Hal ini terlihat dari setiap pertandingan Timnas Indonesia yang diasuh oleh Indra Sjafri, para pemain dan seluruh jajaran tidak pernah melupakan rasa syukur.

Indra Sjafri juga pernah mengatakan betapa pentingnya sujud syukur, apabila anak asuhnya mencetak gol dan melakukan selebrasi.

Menurutnya, sujud syukur sebagai kegiatan yang mengedepankan pentingnya spiritual untuk ditanam dalam diri sendiri.

Selain itu, kebutuhan spiritual wajib dilakukan para pemain menjadi tujuan utama Indra bisa sebagai budaya baru di sepak bola Indonesia.

Kebijakan dan arahan dari Indra Sjafri pun menjadi pemantik Bima Sakti, juga mengedepankan spiritual para pemain.

Bima Sakti yang kini berstatus asisten pelatih di Timnas Indonesia U-20 itu pernah membuat kebijakan berbasis keagamaan yang sangat ketat.

Sumber :

• PSSI

Kala itu PSSI memilih Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia U-16 untuk mengikuti gelaran Piala AFF U-16 2022.

Ancaman dari Bima Sakti itu berupa aturan ketat ditujukan kepada para pemain Timnas U-16. Bagi mereka menganut agama Islam, wajib tepat waktu mengerjakan shalat berjamaah.

"Masalah ibadah juga kita bikin aturan untuk shalat bersama bagi yang beragama Islam mulai dari pelatih, ofisial, dan pemain," ungkap Bima Sakti dilansir dari kanal YouTube resmi PSSI, Rabu (5/2/2025).

Ia menegaskan aturan ketat tersebut tidak main-main, apalagi bagi yang melanggar bisa terkena denda.

"Kalau terlambat datang didenda Rp50 ribu dan jika sampai ketiduran Rp100 ribu. Pokoknya kita bikin aturan yang jelas," terangnya.

Tak hanya itu, ia secara terang-terangan menegaskan para pemain Garuda Muda tidak boleh bermain handphone selama empat jam, upaya tetap fokus terhadap tugasnya menjadi pesepak bola profesional.

"Saya selalu tekankan kepada pemain agar disiplin, menghargai waktu, disiplin masalah seragam, saat latihan juga dan semuanya kita buat aturan," tegasnya.

"Kita harus mulai dari hal yang kecil, masalah disiplin, makan, dan penggunaan HP juga kami hanya berikan mereka waktu selama empat jam sehari untuk mengontrol mereka agar tetap fokus saat latihan latihan," lanjut dia.

Perihal pemain non-Muslim, Bima tidak memberikan toleransi bahkan membuat aturan ketat seperti teman-teman mereka, jika melanggar bisa kena denda seperti halnya penggawa yang menganut agama Islam.

"Pemain yang non-muslim juga kita beri kesempatan beribadah. Yang beragama Kristen kami beri toleransi ke gereja di hari Minggu. Kami juga siapkan kendaraan untuk mengantar mereka ke gereja. Sementara yang dari Bali, jam 10 kita antar ke Pura," tandasnya.

(hap)