Surabaya, tvOnenews.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyoroti acara keagamaan digelar oleh organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat memperingati Isra Miraj.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz alias Kiai Kikin menyinggung soal pengerahan massa di beberapa daerah telah terjadi saat HTI mengadakan peringatan Isra Miraj.
"Peringatan Isra' Mi'raj itu momentum mengenang kembali perjalanan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Sidlratul Muntaha. Kalau peristiwa yang begitu sakral digunakan hanya untuk pengerahan massa itu justru tidak memperkuat keimanan, melainkan politis," ungkap Kiai Kikin dalam keterangannya di Surabaya dikutip, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, pengerahan massa hanya sia-sia, bahkan tidak memperkuatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dalam momentum peristiwa bersejarah ini.
Ia menyoroti mengapa HTI bisa mengadakan gelaran keagamaan namun malah menggerakkan massa. Pasalnya, larangan adanya organisasi HTI tertuang dalam Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas, kemudian berubah dan disahkan menjadi Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2017.
"Sayang sekali kalau peristiwa sakral hanya digunakan pengerahan massa, apalagi HTI adalah organisasi terlarang, jadi segala bentuk aktivitas yang membawa atribut, simbol, maupun gagasan HTI adalah bertentangan dengan hukum di Indonesia," jelas dia.
Sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, Kiai Kikin menganggap kehadiran HTI hanya menggencarkan gerakan anti-NKRI, di mana organisasi ini menjadi pendukung khilafah tersebut.
Ia mengatakan kehadiran mereka hanya memberikan embel-embel, sejatinya HTI tetap bersama Palestina melalui solidaritas yang diteguhkan mereka, juga mengatasnamakan solidaritas terhadap isu lain.
Sementara, Ketua Lembaga Dakwah (LD) PWNU Jawa Timur Dr KH Syukron Djazilan Badri turut menyampaikan pendapatnya terkait program pesantren mualaf dibuka oleh pihaknya di Kantor PWNU Jawa Timur akan berlangsung pada 11 Februari 2025.
"Tujuan utama program itu untuk menguatkan nilai-nilai Islam Aswaja An-Nahdliyah, sekaligus bimbingan ibadah keseharian kepada para mualaf, serta menangkal radikalisasi seperti dilakukan HTI," tuturnya.
Setelah tahap pertama di Kantor LD PWNU Jawa Timur itu, pria yang juga menjabat dosen agama di Unusa itu mengabarkan, tahap berikutnya akan ditawarkan ke pesantren-pesantren di wilayah Jawa Timur dengan bekerja sama LD PCNU se-Jawa Timur.
"Kami juga akan menawarkan kepada LAZISNU sebagai mitra kerja sama untuk berperan memberikan modal bila para mualaf membutuhkan, sehingga kekuatan agama dan ekonomi akan dapat menangkal radikalisasi," jelasnya.
Ia menambahkan HTI mengklaim mereka mengikuti Rasulullah dalam mendirikan Khilafah, padahal Rasulullah tidak pernah mendirikan Khilafah, tetapi Daulah Nabawiyah.
"HTI juga suka kudeta, padahal empat Sahabat Nabi selalu menegakkan musyawarah, lalu baiat," tukasnya.
(ant/hap)
Load more