Jakarta, tvOnenews.com- Pemain bola mualaf Ragnar Oratmangoen pernah menyampaikan pengakuan yang jarang dipahami. Ia menilai seperti apa Kota Jakarta.
Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen merasa kurang nyama dengan 2 hal di Jakarta. Apa itu? simak penjelasannya di bawah ini.
Para penggemar Skuad Garuda tentu perlu tahu. Meski kurang nyaman ternyata Ragnar Oratmangoen tetap suka Indonesia dibandingkan Belanda.
Dalam sesi wawancaranya beberapa waktu lalu, dikutip dari obrolan santai Ragnar Oratmangoen bersama Mamat dalam Podcast YouTube Soccer77, pada Sabtu (25/1).
Pemain naturalisasi itu membeberkan 2 hal itu, yaitu keruwetan lalu lintas, biasa kita sebut macet.
Hal kedua sebagai alasan kurang nyaman karena suhu hangat tapi nggak ada matahari.
Sehingga Bek FC Twente itu kesulitan mendapatkan hangatnya panas matahari. Terlebih saat ia menjalani latihan atau liburan.
"Saya sudah mendengar (paham) soal negara Indonesia," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Bagaimana soal Jakarta? apakah kamu suka?," tanya Mamat ke Wak Haji.
"Tidak," jawab Pemain naturalisasi itu sambil tertawa dan diikuti ketawa Mamat, ditimpa mamat sebagai host, karena "kemacetan ya pasti?," tanya mamat lagi.
"Iya itu salah satunya, tapi juga karena di sini susah untuk mendapatkan matahari. Rasanya hangat di sini kadang, tapi ketika latihan tidak ada, bahkan saat libur pun juga," jawab Ragnar.
Sebagai tambahan informasi, pemain asal Belanda ini bernama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen lebih akrab disapa Wak Haji. Sosoknya sangatlah populer di Indonesia.
Bahkan Ia terus menjadi pusat perhatian publik karena kemampuan dalam bermain sepak bola.
Kabarnya pada 13 Agustus 2024, Oratmangoen resmi bergabung dengan klub Liga Pro Belgia F.C.V Dender dengan kontrak dua tahun.
Berdasarkan informasi yang dirangkum tvOnenews.com, Ragnar Oratmangoen berstatus mualaf ternyata lahir dari keluarga non-muslim (Nasrani).
Meskipun 2 hal itu buatnya kurang nyaman di Jakarta, tapi Wak Haji tetap lebih nyaman dan menyenangkan di Indonesia karena tingkat toleransinya tinggi.
Sebab di sini bebas mendengarkan adzan kapanpun dan di manapun. Dibandingkan di negara kelahirannya Belanda.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host dalam kesempatan yang sama.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengudge orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji.(Klw)
Load more