Memangnya Boleh Kubur Ari-ari Bayi Sesuai Tradisi Dipercaya Bawa Keberuntungan? Buya Yahya Tegaskan Lebih Baik...
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
tvonenews.com - Pendakwah Buya Yahya mengupas tuntas tradisi kubur ari-ari bayi yang sangat melekat di Indonesia.
Buya Yahya mendapat pertanyaan dari jemaah asal Mojokerto terkait ari-ari bayi istri tercintanya ingin dikubur di rumahnya di Jawa sesuai dengan tradisi dianggap bawa keberuntungan.
Jemaah Buya Yahya itu saat ini tengah merantau di kota lain, namun ari-ari bayi setelah istri melahirkan agar proses penguburan di kampung halamannya agar tidak ketinggalan tradisi.
"Sekarang saya kerja merantau bersama sang istri, dan istri saya lagi hamil sembilan bulan, apakah boleh ari-ari bayi dikubur dikirimkan ke Jawa dan yang menguburkan dari pihak keluarga di Jawa?," tanya jemaah asal Mojokerto itu kepada Buya Yahya dalam suatu tausiyah dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Jumat (24/1/2025).
Ari-ari bayi nama lain dari plasenta menjadi organ yang pasti bertumbuh di dalam rahim seorang wanita.
- iStockPhoto
Ari-ari bayi tumbuh menandakan seorang wanita tengah menjalani proses kehamilan untuk memiliki keturunan anak.
Ari-ari bayi secara umum berfungsi sebagai organ yang menghubungkan bayi di dalam rahim langsung dengan ibunya.
Janin dipastikan bertumbuh dan berkembang dengan lancar selama di dalam rahim karena keberadaan ari-ari bayi.
Ari-ari bayi pasti bertumbuh setelah alami pembuahan. Kemunculan organ ini sejak 7-10 hari janin berkembang di rahim seorang wanita.
Tali pusar sebenarnya menjadi objek tempat utama penghubung ari-ari bayi antara janin dan ibunya.
Setiap bayi baru keluar dari rahim ibunya, ari-ari juga sesungguhnya mengikuti proses kelahiran sehingga ikut keluar dengan anak bayinya.
Nutrisi dan oksigen akan sampai ke janin disalurkan melalui ari-ari, zat sisaan metabolisme juga harus dibuang lewat ari-ari.
Bayi di dalam perut akan mendapat perlindungan selama ari-ari menyatu dengan ibunya. Jika tidak bisa melakukannya berdampak janin sulit terhindar dari infeksi yang tengah merajalela.
Namun, ari-ari bayi di Indonesia juga memicu tradisi mitos dan kepercayaan tersendiri, terutama saat menguburnya yang baru terputus dari janin telah menjadi bayi.
Mitos paling menguat bisa memberikan keberuntungan. Bahkan berbagai penyakit juga sembuh.
Proses mengubur ari-ari bayi yang kental uniknya harus diterangi menggunakan lampu setidaknya kurang lebih 40 hari.
Sebagai pendakwah, Buya Yahya menyarankan persoalan mitos ari-ari bawa keberuntungan tidak usah diambil pusing.
"Yang perlu Anda rawat dan Anda jaga adalah bayi yang lahir," ungkap Buya Yahya.
Menurutnya, tidak diwajibkan mengubur ari-ari di depan rumah, sebagaimana dipercaya memberikan keberuntungan dan perlindungan saat mengadakan acara khusus.
"Memang ada sebagian keyakinan ari-ari harus ditaruh di depan rumah, harus model begini. Padahal ari-ari adalah ari-ari," terangnya.
"Cuma terlanjur digelari dengan gelar yang baik, maka orang menganggap harus dihormati seperti bayi," sambung dia.
Ia mengutarakan tidak ada yang dispesialkan dari ari-ari, mengingat hanya organ yang akan diselimuti darah setelah bayi lahir.
"Segera disingkirkan tanam di mana saja, enggak usah punya keyakinan aneh-aneh, itu bukan bayi. Memang batur bayi nemani bayi dan itu keluarnya bareng sama bayi," tuturnya.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu tidak mempermasalahkan jika ada orang yang bersikeras ikut kepercayaan mitos penguburan ari-ari.
Namun begitu, ia mengingatkan ari-ari akan berbau amis, rentan mengganggu kenyamanan orang lain jika proses kuburnya tidak ditanam rapat-rapat.
"Anda tanam di mana saja, Anda letakkan di mana saja penting jangan ganggu orang yang hidup saja," jelasnya.
"Itu kalau ditaruh di luar nanti berbau busuk dan sebagainya, terpenting Anda kubur di mana saja dan Anda tidak usah bingung," tegasnya.
Ia menyinggung perihal mitos tradisi di Indonesia tidak bisa terbantahkan, seperti menggunakan lentera dan sebagainya.
"Kalau dikasih lampu biar orang enggak kesandung begitu saja. Tapi tidak boleh ada keyakinan yang aneh-aneh karena ari-ari itu ada najis dan sebagainya, sudah pinggirkan," ucapnya.
Lantas, bagaimana bagi orang yang ingin mengubur ari-ari di kampung halamannya?
Buya Yahya menyayangkan jika tradisi tetap dilakukan terutama saat merantau akan membutuhkan biaya pengiriman sekaligus memakan waktu yang lama agar tiba di kampung halamannya.
"Apalagi dari Bali nanti pakaii paket apa itu sayang banget duitnya bisa dipakai sedekah saja, duitnya mending untuk sedekah. Jadi pahala buat Anda," tandasnya.
(hap)
Load more