tvOnenews.com - Teman sering utang tapi susah untuk membayarnya, bagaimana cara menagih yang baik atau biarkan saja? Buya Yahya berikan penjelasannya.
Pernahkah memiliki teman yang sering utang atau meminjam uang tapi lupa melunasinya hingga menunda dalam waktu yang lama?
Terkadang saat diingatkan untuk membayar teman Anda justru mengelak, padahal saat ini Anda sangat membutuhkan uang tersebut.
Atau Anda merasa canggung untuk menagih dengan orang terdekat dengan Anda. Hingga akhirnya utang tidak segera dibayar bahkan sampai kedua pihak lupa dengan utang tersebut.
Padahal, dalam ajaran Islam utang merupakan hal yang cukup serius, maka harus segera dilunasi meski utang sekecil apapun.
Di akhirat kelak, setiap utang akan diminta pertanggungjawabannya.
Seperti apa penjelasan dari Buya Yahya mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Buya Yahya. (Ist)
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya mengingatkan supaya setiap utang tidak boleh diabaikan meski sekecil apapun.
Dirinya mengajarkan bahwa Islam juga mengatur tentang utang dengan begitu rinci dan indah.
"Kalau dari pihak yang meminjamkan uang, indah juga aturan dalam Islam," ungkap Buya Yahya pada tayangan YouTube Al Bahjah TV.
"Kalau Anda minjamkan uang kepada seseorang itu tentu karena Allah, merindukan pahala," sambungnya.
Perlu diingat, tidak boleh untuk mencampuradukkan utang dengan sesuatu yang haram seperti riba, agar tetap mendapatkan pahala.
"Maka tidak boleh berubah menjadi murka Allah, tidak ada riba, tidak boleh kita minta tambahan," tegas Buya Yahya.
"Sebab kalau pinjam biasanya orang butuh, karena dia butuh tolonglah dia," lanjutnya.
Kemudian, Buya Yahya mengingatkan untuk tetap menerapkan nilai-nilai kebaikan ketika menagihnya.
"Kaidahnya, jika memang orang tersebut orang yang tidak mampu, enggak boleh kita memaksa untuk membayar utang karena dia orang yang tidak akan mampu," ujar Buya Yahya.
Akan tetapi, lebih baik bila memberikan kelonggaran waktu sampai yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melunasinya.
"Bahkan perintah dalam Al Quran, berikan kesempatan sampai punya kelonggaran, enggak boleh dipaksa," jelas Buya Yahya.
Jangan sampai memaksa seseorang untuk membayar utangnya, terutama jika Anda mengetahui orang tersebut sedang memiliki kesulitan ekonomi.
Gunakan kata-kata yang sopan dan doakan ia terlebih dahulu agar orang itu diberi rezeki agar mampu melunasi utangnya.
"Ngomong yang baik begitu, ingatkan harus takut orang itu lupa," katanya.
Tetapi, apabila tak mendapatkan respon yang baik, maka bersabarlah dan jangan membalas dengan keburukan karena pada dasarnya niatnya sudah baik.
"Dan setelah anda mengingatkan, anda kan karena Allah, dicemberutin juga enggak ada masalah wong tujuan anda baik kok," saran Buya Yahya.
"Kalau mengingatkan orang dalam kebaikan kemudian dia membalas tidak baik, pahala tetap ada kok, urusan kita dengan Allah," pungkasnya. (far/kmr)
Load more