Pesan Menohok Ustaz Adi Hidayat untuk Para Pendakwah: Jangan Pernah Cari Popularitas dan Monopoli Jemaah!
- Tangkapan Layar/YouTube Adi Hidayat Official
“Sosok yang diasuh oleh istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sosok yang diasuh oleh para sahabat didoakan oleh para sahabat didoakan oleh Umar Bin Khattab radhiallahu taala Anhu,” kata UAH.
Imam Hasan Al Basri, salah satu ulama besar yang dikenal sebagai seorang tabi’in (generasi setelah sahabat Nabi) yang memiliki ilmu mendalam, akhlak mulia, dan kezuhudan yang luar biasa memberi banyak wasiat yang salah satunya pesan bagi para penuntut ilmu.
Pesan itu adalah hukuman bagi orang yang dititipi ilmu tapi hatinya mati dengan tanda memasang tarif bagi ilmunya.
“Beliau menyampaikan sungguh hukuman bagi ilmu itu ialah wafatnya hati matinya hati,” jelas UAH.
“Nah jadi ada nestapa ilmu ilmu yang nestapa ilmu yang terhukum ya punya ilmu tapi terhukum,” sambung UAH.
Maksud Ustaz Adi Hidayat terhukum adalah ustaz-ustaz atau kiai yang dalam tanda petik atau para pengajar-pengajar atau guru-guru di sekolah atau siapapun yang dititipi ilmu buat ngajar tapi hatinya mati.
Orang yang dititipi ilmu namun hatinya mati maka kata Ustaz Adi Hidayat kurang kurang layak untuk diambil ilmunya.
Apa yang dimaksud dengan matinya kalbu itu sehingga ilmunya terhukum?
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan maksud Imam Hasan Al Basri tentang hati yang mati adalah ketika kondisi hati yang menuntut dunia.
“Beliau menjawab yaitu kondisi hati yang menuntut dunia dengan menampakkan amalan akhirat,” kata UAH.
Apa maksud cuma yang ditampakkan amalan akhirat tapi hati menuntut dunia?
“Kayak ngajar Qur’an tapi ternyata yang dicari tarifnya,” jelas UAH.
Misal ketika diminta mengaji di satu acara pengajian, sebelum melakukannya ustaz tersebut sudah menyebut tarif.
“Ini mautul Qolbi nih ya nanti ngajinya cuman kedengaran suara gelombang-gelombangnya aja tuh echonya tinggi tapi yang dicari apa dunianya ya,” kata UAH.
“Tidak semua begitu ini cuma ditandai aja kalau ada yang begitu hatinya mati. Maka nanti bacaannya enggak sampai ke jiwa apalagi ke pengantin,” sambung UAH.
Load more