Boleh atau Tidak Baca Niat Shalat Sengaja Gunakan Bahasa Indonesia? Justru Ustaz Adi Hidayat Bilang Hukumnya...
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
Artinya: "Peliharalah semua shalat (Fardhu) dan shalat Wusta. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk." (QS. Al Baqarah, 2:238)
Soal niat, UAH menjelaskan lebih dulu perihal waktu pelaksanaan amalan ini agar tidak keliru.
"Jadi ketika mengucapkan Allahu Akbar, di hatinya langsung dilafadzkan niat, hati langsung menunjukkan," jelas dia.
Direktur Quantum Akhyar Institute ini membagikan contohnya terkait waktu niat shalat sebelum menggetarkan kalimat Takbiratul Ihram.
"Misal, tadi saya shalat Jumat, Allahu Akbar, saya niat shalat Jumat Ya Allah dua rakat karena Allah Ta'ala," tuturnya.
Pendakwah kelahiran asal Pandeglang, Banten ini menyinggung bahasa Arab harus ditekankan oleh orang Arab saat membaca niat shalat.
Lantas, bagaimana orang Indonesia membaca niat shalat menggunakan bahasa Indonesia? Perbandingan dari masing-masing negara bisa menjadi penyesuaian lafal kalimatnya.
Sontak, UAH menyampaikan selama tinggal di Indonesia tidak ada masalah memakai bahasa Indonesia.
"Allahu Akbar, hati menunjuk Maghrib, hati menujuk Ashar, hati menunjuk Isya," tegasnyya.
Sebagai penutup, UAH membahas getaran lafadz niat shalat boleh dilakukan karena bisa menguntungkan untuk orang sulit khusyuk dalam ibadahnya.
(far/hap)
Load more