Buntut Video Gus Miftah Viral Hina Penjual Es Teh, DPR RI Soroti Sertifikasi Pendakwah di Indonesia Sangat 'Urgen'
- dok.tangkapan layar youtube
Jakarta, tvOnenews.com-- Beberapa hari terakhir nama Pendakwah Indonesia, Gus Miftah menjadi sorotan publik. Ia pun mendapatkan beragam komentar usai melontarkan guyonan yang dianggap berlebihan kepada penjual es teh.
Video Gus Miftah guyon tersebut menjadi viral di Media Sosial (Medsos). Hal ini juga mendapat sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).
Sehubungan dengan ini, fenomena sertifikasi pendakwah kembali menjadi perbincangan. Terlebih setelah Gus Miftah, seorang dai kondang di Indonesia menjadi sorotan.
Diketahui, gagasan sertifikasi pendakwah sendiri telah lama menjadi wacana di Indonesia, dan relevansinya terus berkembang seiring dengan tantangan dakwah di era modern, termasuk penyebaran hoaks dan radikalisme.
Urgensi sertifikasi pendakwah disoroti, salah satu anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Maman Imanul Haq Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam penjelasannya, Maman meyampaikan kegelisahannya terkait pentingnya sertifikasi pendakwah kepada Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) pada Rapat Kerja Menag RI, Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) dan Kapala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Saya ingin menegaskan kembali yang hari ini sedang viral (kasus Gus Miftah), Kementerian Agama harus serius soal literasi keagamaan. Baik itu pegawai Kementerian Agama, baik itu seluruh elemen di pendidikan, keagamaan, perpustakaan masjid, terutama para Dai. Saya tadi di Media mengatakan bahwa sertifikasi Dai itu sangat urgen hari ini”, jelas Maman, dalam keterangannya, Rabu (11/12/2024).
Maman menambahkan agar kedepannya tak lagi ada kasus serupa. Ia sangat berharap Kompetensi Pendakwah ini dikawal baik.
“Jangan sampai seorang Dai melakukan, apa namanya, penghinaan terhadap seorang tukang es teh dan lain sebagainya. Termasuk juga, kita disuguhi oleh para Dai hanya ngomong soal humorlah, candaan. Tidak ada sama sekali referensi keagamaan, berbasis referensi Quran, Hadist atau nilai-nilai klasik seperti itu," sambungnya.
“Jadi ini tolong agak serius”, tegas politisi PKB itu.
Di sisi lain, Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A menyampaikan selama ini sudah ada program Kompetensi Pendakwah.
Load more