Jangan Pernah Pakai Mahar Pernikahan dengan Seperangkat Alat Shalat, Justru Kata Gus Baha itu Bisa Merendahkan...
- Kolase Instagram/@kajian.gusbaha & iStockPhoto
Meski begitu, pendakwah asal Rembang, Jawa Tengah ini menekankan mahar pernikahan bentuk dukungan dan menghargai calon pengantin wanita yang salihah.
Ridho seorang istri terletak pada suaminya. Calon pengantin pria harus bisa membuat calon pengantin wanita memiliki nilai tinggi dengan cara menggunakan mahar pernikahan yang berharga tinggi.
"Cobalah untuk menghargai, ini perempuan salihah, masa harganya cuma seperangkat alat shalat, untuk selamanya?," jelas dia.
Ia berpendapat bahwa calon pengantin pria bisa memberikan mahar yang sedikit mahal. Salah satunya berupa barang-barang seperti uang, emas dan sebagainya.
Kewajiban memberikan mahar pernikahan berbentuk seperangkat alat shalat juga tidak tercantum dalam hadits riwayat.
Meski demikian, Gus Baha memahami setiap calon pengantin telah menyepakati secara bersama-sama soal pemberian mahar pernikahan sebelum proses ijab qabul.
"Karena Allah SWT Maha Pengampun, tidak mempermasalahkan itu. Itu (tujuan) baru benar," terangnya.
Sebagai tambahan, Gus Baha menerangkan yang terjadi di Arab Saudi perihal mahar terhadap tradisi dalam pernikahan.
Di Arab Saudi, kata dia, mahar pernikahan memiliki fungsi sesuatu yang sangat berguna untuk ke depannya dan bernilai jangka panjang.
Mahar berupa uang memiliki banyak manfaat di mana untuk kebutuhan sehari-hari dalam mendukung kehidupan rumah tangga yang harmonis.
"Jadi, mahar di Arab itu bisa untuk makan," katanya.
"Makanya bayangan Al-Quran, dengan menikahi orang yang tak punya uang, mahar itu bisa dipakai (untuk) hidup bertahun-tahun," tukasnya.
(hap)
Load more