tvOnenews.com - Mantan pemain Timnas Indonesia Patrich Wanggai diam-diam tidak pernah lupa melakukan ritual secara religius dalam kariernya saat bermain sepak bola.
Patrich Wanggai bermain untuk Timnas Indonesia U23 pada ajang kompetisi tahun 2011.
Patrich Wanggi sukses membukukan lima gol untuk Timnas Indonesia pada ajang SEA Games 2011.
Pemain kelahiran dari Nabire ini pun menjadi pencetak gol kedua terbanyak saat bergulat di SEA Games 2011.
Kebetulan, Patrich Wanggai masuk dalam trio maut asal Papua, di antaranya Titus Bonai (Tibo) dan Oktovianus Maniani alias Okto Maniani.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, Patrich Wanggai pernah mencetak satu gol saat Timnas Indonesia melawan Filipina. Pertandingan ini menjadi laga persahabatan.
Ia juga bermain penuh bersama Garuda saat kontra Filipina. Namun, setelah itu ia tidak bermain ketika menghadapi Korea Utara dan Yordania.
Pada 2013, ia juga bermain untuk Garuda saat menghadapi Filipina. Meski tidak mencetak gol dan hanya dipasang selama 15 menit.
Perihal kariernya, ia telah melanglang buana di berbagai ajang kompetisi. Bahkan, di Liga 1 bermain sebanyak 126 pertandingan.
Di Liga 1, Wanggai juga melesatkan bola sebanyak 37 gol dan 6 assist. Ia telah membukukan permainannya sekitar 8 ribu menit.
Di Liga 2, Wanggai bermain 15 pertandingan dengan torehan 1 gol dan 3 assist.
Adapun ajang kompetisi lainnya telah menorehkan 10 pertandingan dengan 4 gol.
Saat bersama Timnas Indonesia, ada keunikan yang diperlihatkan Patrich Wanggai. Ini berkaitan dengan trio Papua sebagai pemain mengerikan pada masanya.
Patrich Wanggai bersama Okto Maniani dan Tibo telahh mendekam dalam api misteri "yang ilahi".
Wanggai telah menggelutkan takzim kerap kali melakukan sujud syukur di atas lapangan.
Ia juga mengakui ada sentuhan "yang ilahi" yang tertanam saat bermain sepak bola. Makna ini sangat membantu dirinya tidak menyematkan dendam melainkan peningkatan kasih dari bejana ilahi.
Lagi-lagi di SEA Games 2011, Wanggai mendapat tekanan agar memenangkan hati pecinta sepak bola Tanah Air.
Sebagai bentuk syukurnya, Wanggai dan dua rekan seperjuangannya kerap kali menengadahkan kepala ke atas. Ini menjadi lukisan hati bentuk menyembah kepada Yang Ilahi.
Setiap pertandingan sepak bola, Wanggai menilai ada makna ritual kebebasan bangsa untuk menutupi kesedihan.
Ia kerap kali menunjukkan ekspresi dengan posisi tangan yang terkatup hingga kepala tertunduk seperti berlutut kepada tuhan. Ini terjadi saat wasit yang memimpin pertandingan meniupkan peluit akhir.
"Aku bersyukur kepada Tuhan. Itu semua berkat Tuhan. Ada kepercayaan diri bahwa bisa cetak gol melalui tendangan bebas," ungkap Wanggai dikutip, Senin (11/11/2024).
Meski menjadi top skor setelah mengemaskan lima gol, Patrich Wanggai tetap memperlihatkan kerendahan hatinya.
"Aku tidak terlalu memikirkan soal top skor. Tidak terlalu menargetkan jadi top skor," jelas dia.
"Puji syukur kepada Tuhan karena telah memberikan yang terbaik. Terus terang saya tidak menyangka mampu menciptakan gol," tandasnya.
(hap)
Load more