tvOnenews.com - Almarhum Syekh Ali Jaber pernah membagikan dua amalan sunnah. Keduanya telah terbukti mendatangkan pahala besar.
Meski tidak wajib, menurut almarhum Syekh Ali Jaber, ada banyak keutamaan dari dua amalan sunnah menjadi kebiasaan Rasulullah SAW.
"Ada dua sunnah, Rasulullah SAW tidak pernah tinggalkan," ungkap almarhum Syekh Ali Jaber dilansir dari video pendek YouTube Zay & Wafa Tube, Selasa (22/10/2024).
Almarhum ulama bernama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber itu mengatakan setiap manusia bahkan makhluk hidup dianjurkan memperbanyak amalan. Itu telah menjadi anjuran dari Allah SWT agar mereka meraih banyak pahala.
Dari dalil Al-Quran melalui Surat Al Baqarah Ayat 261, orang rajin melakukan amalan kebaikan akan dilimpahkan pahala, Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah, 2:261)
Almarhum yang pernah ditunjuk sebagai juri di Hafizh Indonesia itu berharap setiap mukmin menunaikan amalan di berbagai kondisi. Rasulullah SAW tidak pernah mengeluh mengerjakannya setiap waktu.
Ia mencontohkan Rasulullah SAW baik dalam kondisi terdesak tetap mengingat amalan sunnah tersebut. Itu menjadi suri teladan yang patut diterapkan umatnya.
"Apa pun keadaannya, sehat, sakit, musafir, mungkin perjalanan jauh, sedang perang," jelasnya.
"Dalam kondisi apapun tidak pernah meninggalkan dua sunnah," tambah dia.
Lantas, apa dua amalan sunnah yang selalu diingat oleh Rasulullah SAW bahkan tidak pernah meninggalkan pelaksanaannya?
Almarhum Syekh Ali Jaber membocorkan dua amalan sunnah tersebut dikerjakan pada waktu malam hari dan fajar shadiq.
"Yang pertama sunah Witir, kedua sunah qabliyah Subuh," tandasnya.
Dari Ibnu 'Umar dan Hafshoh meriwayatkan hadits kebiasaan Rasulullah SAW rutin shalat qabliyah Subuh, ini bunyinya:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنَ الأَذَانِ لِصَلاَةِ الصُّبْحِ وَبَدَا الصُّبْحُ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلاَةُ
Artinya: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga shalat Shubuh. Sebelum shalat Shubuh dimulai, beliau dahului dengan dua rakaat ringan." (HR. Bukhari Nomor 618 & Muslim Nomor 723)
Adapun keutamaan shalat Witir dari Abu Hurairah RA menjadi amalan sunnah Rasulullah SAW, ia berkata:
"Kekasihku Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan hingga aku wafat; berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur setelah shalat Witir."
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more