Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, bahwa shalat dhuha bukan dari jam 8 pagi tapi bisa dilakukan sejak awal yang disebut waktu syuruq.
Hal ini karena kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) shalat dhuha terbagi dalam tiga waktu, yakni awal, pertengahan dan akhir.
Tiga waktu shalat dhuha itu kata UAH memiliki fadhilah yang berbeda-beda dan jika dilakukan di awal itu senilai pahala haji dan umrah.
“Ini senilai pahala haji dan umrah tapi belum tentu dapat kemuliaan shalat di masjidil haram masjid nabawi,” ujar UAH.
Berikut tiga waktu shalat dhuha yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Waktu pertama shalat dhuha adalah saat awal, setelah subuh saat syuruq.
Shalat di awal dhuha ini katanya memiliki fadhilah senilai pahala haji dan umrah.
Namun UAH mengingatkan bahwa hal tersebut jangan dipahami dengan kalimat bahwa jika shalat dhuha di awal artinya sudah haji dan umrah.
“Shalat dhuha itu waktunya dimulai sejak waktu syuruq, saat perjalanan matahari yang bergerak dari terbit sampai berada di posisi tempat terbitnya sampai bergeser lagi sekira bayangan itu 1 tombak,” tandas UAH.
Waktu syuruq itu kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) adalah saat matahari sekitar satu tombak.
“Saat bayangan matahari 1 tombak inilah waktu syuruq atau awal dhuha,” jelas UAH.
“Awal dhuha, tarik 1 jam setelah shalat subuh, kurang lebih 1 jam paling cepat, awal syuruq 6.30 boleh nambah 15 menit tak ada masalah,” katanya melanjutkan.
Adapun kemuliaan yang ada di awal dhuha in kata UAH tercantum dalam Hadis Riwayat Imam At-Tirmidzi.
“Siapa menunaikan shalat subuh dengan jamaah atau di hadis lain dikatakan di masjid, lalu dia tidak langsung beranjak, dia berdzikir dulu hingga sampai tiba awal dhuha, kemudian dia shalat di awal dhuha itu, maka ia dapat pahala senilai haji dan umrah,” kata UAH.
Meski bukan artinya sudah haji dan umrah, namun UAH menyarankan setiap Muslim lakukan shalat dhuha di waktu ini.
Hal ini karena siapa yang mendirikan shalat dhuha di waktu ini maka akan mendapatkan pahala dan berpotensi merubah perilaku.
“Berpeluang dapat surga dan rahmat Allah SWT, berpeluang merubah perilaku jadi lebih baik,” kata UAH.
Waktu kedua shalat dhuha kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) adalah ketika matahari naik.
“Sekitar setengah delapan sampai jam 8. Itu sudah pertengahan dhuha, jika dikonversi sekarang sampai 10.30 itu pertengahan dhuha,” jelas UAH.
Jika awal dhuha disarankan lakukan sebanyak 2 rakaat, maka di waktu kedua shalat dhuha ini, Ustaz Adi Hidayat menyarankan lakukan sampai 4 rakaat.
“Bisa sampai empat, manfaat banyak, itu dimaksud pengganti dzikir dari seluruh tubuh. Tubuh kita kan harusnya dzikir, itu tertutupi dengan shalat dhuha 2 rakaat di pertengahan,” saran UAH.
Keutamaan shalat dhuha di pertengahan ini kata UAH jika diteruskan sampai empat rakaat, maka dapat menjaga dari musibah umum.
“Misal di komplek kita banjir, rumah kita tidak kena, atau macet tapi kita tidak macet, misal ada yang arahkan atau kita dikasih kemudahan, dan lain sebagainya,” ujar UAH.
Sementara, waktu ketiga kata UAH adalah sejak pukul 10.30 Wib hingga adzan dzuhur.
“Sampai menjelang zuhur dari 10.30 sampai adzan zuhur,” jelasnya.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, shalat dhuha di akhir ini dapat dilakukan hingga 8 rakaat.
“Kerjakan dua dua, kerjakan sampai 8, atau mau empat-empat juga bisa,” saran UAH.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), fadillah dari shalat dhuha di akhir waktu inilah yang dapat memudahkan limpahan rezeki.
“Tapi bukan menarik kelimpahan rezeki sebagai modus untuk shalat dhuha ya,” ujar UAH.
Jika tujuannya hal itu, kata Ustaz Adi Hidayat (UAH) biasanya kalau dapat rezekinya maka berkahnya akan hilang.
“Saya saran kerjakan lillah biarkan Allah yang memberikan,” sarannya.
UAH kemudian mengingatkan agar setiap muslim senantiasa ingat bahwa rezeki bukan hanya berupa uang.
“Dhuha yang ditunaikan bisa mempercepat datangnya rezeki tapi jangan tafsirkan dengan uang atau proyek saja,” jelas UAH.
"Rezeki bisa kesehatan, bisa ketenangan, yang kalau gelisah bisa ke psikolog, tenang itu mahal,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
Load more