Pada Musim Haji 2025 Kemenag Akan Perkuat Skema Murur dan Siapkan Tanazul
- Dok. Henri Lukmanul Hakim/ Media Center Haji 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Pada penyelenggaraan haji 1446 H/2025M, Kementerian Agama (Kemenag) akan menerapkan kembali kebijakan murur dan mempersiapkan tanazul bagi jemaah.
Pada haji 2025, Kemenag akan memperkuat mekanisme penerapan murur dan mempersiapkan terobosan baru dalam bentuk penyiapan skema tanazul.
“Kita akan memperkuat skema murur pada haji 1446 H/2025 M,” ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid dalam keterangan yang diterima tvOnenews.com di Jakarta pada Jumat (11/10/2024).
Kebijakan ini dibahas bersama dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Kebijakan, Rencana Kerja dan Peningkatan Pelayanan yang digelar di Arab Saudi di Bogor pada Kamis (10/10/2024).
Adapun yang hadir dalam pembahasan itu antara lain Kasubdit Katering Haji Sutikno, Kasubdit Transportasi Darat Mujib Roni, Chief Operating Officer BPKH Limited Iman Ni'matullah, perwakilan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
Sebagai informasi, Murur adalah pergerakan jemaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina saat puncak haji.
Dalam skema murur, jemaah haji akan diberangkatkan dari Arafah setelah magrib menuju Muzdalifah, tanpa turun, dan langsung menuju ke Mina.
Murur secara sistematis diterapkan pertama kali dalam penyelenggaraan haji 2024.
Skema murur terbukti berhasil mempercepat proses mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga selesai pada pukul 07.37 waktu Arab Saudi.
Pada penyelenggaraan haji 2024, lebih dari 50 ribu jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema murur dan itu berhasil mengurangi kepadatan jemaah saat di Muzdalifah.
Selain murur, pada tahun 2025, skema safari wukuf lansia non mandiri juga akan diperkuat.
Dalam skema yang sudah diterapkan dalam dua musim haji terakhir in, ratusan jemaah lansia dan disabilitas difasilitasi untuk melaksanakan safari wukuf.
Jemaah haji safari wukuf akan difasilitasi baik dalam aspek transportasi, konsumsi, maupun akomodasinya.
“Kebijakan ini disambut baik jemaah lansia dan disabilitas. Mereka tidak terlalu kelelahan saat menjalani puncak haji dan mendapatkan pelayanan lebih maksimal dari petugas,” ujar Subhan.
“Sementara manasik ibadahnya tetap dilaksanakan, termasuk melalui skema badal,” lanjut Subhan.
Load more