Ternyata Pahala Amalan ini Lebih Dahsyat dari Shalat Tahajud, Kata Habib Novel Alaydrus Walau Sederhana Lakukan Setiap Hari
- Tangkapan layar YouTube Novel Muhammad Alaydrus
Habib Novel Alaydrus menuturkan amalan tersebut berangkat dari kisah Allah SWT mengutus para Wali.
Menurutnya, para Wali mempunyai salah satu tujuan selain menyiarkan nilai agama Islam tetapi juga memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Ia berasumsi bahwa Allah SWT memberikan karunia kepada para Wali-Nya yang ditugaskan agar orang lain selalu bahagia.
"Nanti banyak kisah para Wali yang hidupnya hanya menyenangkan orang, menyenangkan orang, hasilnya disenangkan oleh Allah SWT," tuturnya.
Pendakwah usia 49 tahun itu berpendapat amalan tersebut sangat sederhana untuk dilakukan karena hanya menyenangkan orang lain.
Misalnya tetangga dan orang sekitar mendapat kebahagiaan setelah diberikan makanan sebagai bentuk penerapan amalan tersebut.
"Ibu-ibu kalau mau senangkan orang gampang, yang ahli masak kirimi tetangga masakan, senang itu," jelasnya.
Lanjut, ia mencontohkan jika ada orang sekitar baik dalam lingkup keluarga, tetangga, dan sebagainya ingin merasakan masakan kita wajib dipenuhi agar mereka bahagia.
"Kalau ada orang ngidam pengin masakan tertentu, niatkan itu saya masakin biar senang dia," terangnya.
Menurutnya, sikap memberikan kesenangan dan kebahagiaan kepada orang lain mengalahkan dahsyatnya pahala shalat Tahajud.
Ia melihat jika seseorang telah berbuat memberikan kebahagiaan maka akan menimbulkan kesenangan apa yang telah dilakukan oleh diri sendiri.
"Itu amalan yang luar biasa, bahkan mungkin bisa mengalahkan pahala tahajud," katanya.
Lanjut, Habib Novel Alaydrus menganggap pahala tidak selalu didatangkan meski seseorang telah rajin shalat Tahajud.
Ia menyebutkan seseorang yang selalu sulit khusyuk saat Tahajud maka dipastikan masih diliputi adanya kesombongan diri.
Terutama bagi orang yang berusaha menunjukkan diri mereka telah menjadi golongan ahli ibadah lantaran rutin Tahajud maka pahalanya tidak berkah.
"Mungkin Tahajudmu, Tahajudku enggak khusyuk, banyak riya, banyak ujub, banyak sum'ah, dan lain sebagainya," tuturnya.
Meski demikian, ia menyatakan ada dampak seseorang bisa riya lantaran selalu melakukan amalan membahagiakan orang lain.
Namun, ia menjamin melalui pemberian makanan sebagai tanda menciptakan kebahagiaan orang lain dan pahala didapatkannya sangat besar.
Load more