tvOnenews.com - Maulid Nabi memiliki identik sebagai perayaan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Biasanya umat Muslim merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya.
Terkini, peringatan Maulid Nabi jatuh pada Senin, 16 September 2024.
Namun, banyak orang masih belum mengetahui terkait asal-usul perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sosok Ustaz Adi Hidayat membahas tuntas asal-usul dan sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official)
Dikutip tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Cahaya Hijrah, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan secara detail terkait asal-usul Malud Nabi.
Mulanya Ustaz Adi Hidayat menyampaikan asal-usul peringatan Maulid Nabi berasal dari kemunculan tiga pendapat.
Ustaz Adi Hidayat menyebutkan Maulid Nabi diadakan karena generasi penerus setelah Nabi Muhammad SAW wafat sudah mulai melupakan perjuangan beliau.
Ustaz Adi Hidayat merincikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dipopulerkan sekitar 362-567 Hijriah.
Pendapat kedua mengenai asal-usul Maulid Nabi dipopulerkan dari 549-630 Hijriah. Pendapat ketiga meliputi tahun 567-640 Hijriah.
"Sekitaran tahun 362 hijriah sampai tahun 567 Hijriah, kemudian ada yang menyebut tahun kisaran 549 hingga tahun 638 Hijriah," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
"Tahun-tahun ini merupakan masa krisis ketika orang sudah mulai lupa dengan perjuangan Nabi Muhammad," sambungnya.
Lanjut, Direktur Quantum Akhyar Institute itu menerangkan Maulid Nabi dipopulerkan karena berlatar belakang dari sejumlah golongan yang merasa dendam.
Kala itu mereka mengalami kekalahan karena ditaklukkan oleh agama Islam saat melakukan peperangan.
Hal ini membuat mereka merasa lupa terhadap perjuangan telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Sehingga banyak kemudian dari orang-orang yang sebelumnya masa-masa peperangan memendam dendam kembali dan menghimpun kekuatan, kemudian menyerang umat Islam kembali," jelasnya.
Pendakwah asal Pandeglang itu menuturkan saat itu kondisi umat Islam sangat lemah.
Menurutnya, kelemahan kondisi tersebut menjadi pemicu Maulid Nabi dilahirkan agar menghidupkan nilai-nilai dan ajaran dari Nabi Muhammad SAW.
"Karena lupa pada nabinya, pada tuntunannya inilah menjadi lemah umat islam pada masa itu," terangnya.
"Maka momentum lahirnya nabi pada masa itu dibuka kembali untuk mengenalkan Nabi Muhammad," sambungnya.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan terkait zaman munculnya Maulid Nabi didasari dengan beberapa pendapat.
Ia menjelaskan pendapat pertama bahwa, Dinasti Fatimiyah berasal dari wilayah Mesir menghidupkan Maulid Nabi.
Ia berasumsi sosok yang memunculkan Maulid Nabi bernama Abu Tamim Ma'add al-Mu'iz li-Din Allah.
Namun, ia membagikan pendapat lain terkait sosok memperkenalkan Maulid Nabi berasal dari wilayah Irbil, tepatnya di Iraq sekitar tahun 549-640 Hijriah.
Kala itu sosok melahirkan Maulid Nabi bernama Muzhaffar biasa dikenal Raja Muzhaffar yang menjabat sebagai Gubernur Wilayah Irbil.
Raja Muzhaffar rela mempertemukan beberapa tokoh, seperti para ulama, alim atau ahli ilmu dalam berbagai bidang karena mempunyai tujuan.
Raja Muzhaffar mengumpulkan mereka lantaran sudah banyak pemuda yang melupakan Nabi Muhammad SAW sejak beliau wafat.
Perkumpulan tersebut membuat keutamaan dan ajaran-ajaran diberikan Nabi Muhammad SAW kembali dihidupkan pada masa itu.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan masa tersebut kebanyakan orang-orang membuat tulisan tentang nabi saat dikumpulkan oleh Raja Muzhaffar.
Tak hanya itu, orang-orang yang berkumpul juga membuat syair tentang nabi kini dikenal dengan nama Barzanji.
Barzanji memiliki berbagai tulisan mengandung doa, sholawat, perjuangan, serta kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Dari berbagai syair dan tulisan tersebut menjadi pusat ilmu untuk zaman berikutnya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan pendapat ketiga asal-usul Maulid Nabi dimunculkan oleh paling perang Islam terkenal bernama Salahuddin Ayyubi.
Salahuddin Al-Ayyubi menjadi panglima perang dalam Islam yang berjasa membebaskan Palestina dari Tentara Salib.
Salahuddin Al-Ayyubi memunculkan kegiatan Maulid Nabi berkaca dari masyarakat dan bala tentaranya saat itu.
Salahuddin Al-Ayyubi melihat keimanan masyarakat dan para tentaranya mulai melemah dibangkitkan kembali dengan peringatan Maulid Nabi.
Meski demikian, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk agar umat Muslim menerapkan suri teladan dimiliki beliau dan berfokus untuk memperbaiki diri.
(hap)
Load more