Jika mereka berdoa niscaya Allah akan memperkenankan doa itu.
Ibnu ‘Abbās, aḍ-ahhāk, dan Mujāhid mengartikan ayat ini, “Tuhan kamu berfirman, ‘Beribadahlah kepada-Ku, niscaya Aku akan membalasnya dengan pahala’.”
Menurut mereka, di dalam Al-Qur’an, perkataan doa bisa pula diartikan dengan ibadah seperti pada firman Allah:
اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اِنٰثًاۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰنًا مَّرِيْدًاۙ ١١٧ (النساۤء)
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah ināṡan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. (an-Nisā'/4: 117)
Sementara dalam hadis, Nabi SAW bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ. (رواه الترمذي عن النعمان بن بشير)
Doa itu ialah ibadah. (Riwayat at-Tirmizī dari an-Nu‘mān bin Basyīr)
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa doa dalam ayat ini berarti “permohonan”.
Sebenarnya doa dan ibadah itu adalah sama dari sisi bahasa. Hanya yang pertama berarti khusus sedang yang kedua berarti umum.
Doa adalah salah satu bentuk atau cara dari ibadah.
Hal ini berdasar hadis berikut ini.
الدَّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ. (رواه الترمذي عن أنس بن مالك)
Doa itu adalah inti ibadah. (Riwayat at-Tirmizī dari Anas bin Mālik)
Load more