Ketika Salim mencapai usia akil baligh, istri Abu Khudaifah merasa khawatir karena Salim sering melihatnya tanpa penutup aurat, mengingat ia menganggap Salim sebagai anak sendiri.
Istri Abu Khudaifah kemudian bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai masalah ini.
"Ya Rasulullah, Salim adalah seorang budak, bukan anak kandung saya. Lalu sekrang dia sudah tinggal bersama kami, dan biasa melihat pakaian sehari-hari. Kerap melihat aurat saat tidak pakai kerudung karena sudah seperti anak sendiri. Bagaimana apakah boleh?," papar Ustaz Khalid Basalamah.
Rasulullah SAW menjawab, "Susuilah dia, maka dia akan menjadi mahram-mu."
"Disini maksudnya kata-kata susui itu, kebetulan dia masih punya anak kecil. Dan masih dalam usia menyusui. Maka Nabi SAW menyuruh untuk menaruh ASI tersebut dalam sebuah wadah, kemudian diberikan kepada anak yang sudah akil baligh tadi untuk diminum, sampai dia kenyang," terang Ustaz Khalid Basalamah.
"Karena kata Nabi SAW, pengharaman susu (ASI) itu dengan hilangnya rasa lapar. Ada yang mengatakan riwayat ini khusus untuk Salim, untuk kasus yang lain tidak boleh," terang Ustaz Khalid Basalamah.
Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa maksud dari perintah Nabi tersebut adalah agar ASI diberikan kepada Salim dalam sebuah wadah dan diminum hingga kenyang.
Load more