Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas selama ini mendakwahkan pemahaman Salafush Shalih.
Pada awal tahun 2000-an, Lembaga Bimbingan Islam Al-Atsary (sekarang Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary) pertama kalinya mengundang Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas ke Yogyakarta.
Beliau diundang berkenaan dengan acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Kampus UGM yang baru jadi (beliau sebagai pemateri).
Kala itu, kondisi dakwah tidak seperti sekarang ini, dimana jumlah ikhwan dan akhwat (bermanhaj salaf) masih sangat sedikit, belum ada Radio Rodja dan Rodja TV, ma'had-ma'had dan sekolah-sekolah salaf masih sedikit, wanita berjilbab besar apalagi bercadar masih sangat asing.
Celana di atas mata kaki masih sangat jarang, shaf-shaf di Masjid belum rapat dan masih banyak kata sedikit atau jarang lainnya bila dikaitkan dengan kondisi dakwah pada saat itu
Saat di tengah-tengah diskusi Ustaz Yazid Jawas berkata:
"Saya yakin, In syaa Allah, dakwah salaf akan berkembang di negeri ini".
Kini, setelah belasan tahun berlalu, dakwah salaf mulai berkembang.
Diceritakan oleh Ustaz Abu Usamah.
Ustaz Yazid selalu mengumpulkan 11 orang anaknya untuk membaca minimal 4 jam kitab ulama dalam sehari.
Diceritakan oleh Ustaz La Ode Abu Hanifa
Ustaz Yazid memiliki jadwal yang padat, beliau mengurus keluarga dan mendidik anak beliau, beliau juga berdagang tetapi masih sempat baca kitab ulama, mengkajinya dan memberi kajian rutin.
Diceritakan oleh Ustadz Andika dari Cirendeu
Suatu ketika datang tamu ke Ma'had Minhajus Sunnah, dan disediakanlah air teh manis sebagai minuman sang tamu.
Namun ketika tamu sudah pulang, Ustaz Yazid melihat air teh yang belum habis diminum.
Lalu beliau membawa sisa air minum tadi ke kamar mandi.
Alih-alih bukannya air dibuang ke saluran pembuangan, malah dibuang ke bak mandi.
Lalu Ustaz Andika bertanya ke Ustaz Yazid,
Load more