tvOnenews.com - Shalat Subuh memiliki banyak keutamaan, seperti dapat pahala senilai ibadah malam penuh hingga jaminan masuk surga.
Seorang Muslim mendapatkan keutamaan shalat Subuh karena dikerjakan pada waktu terbit fajar shadiq.
Namun, batas akhir waktu shalat Subuh memiliki perbedaan dengan pelaksanaan empat shalat fardhu lainnya.
Biasanya batas akhir waktu shalat fardhu beriringan dengan dimulainya ibadah wajib berikutnya, namun hal ini berbeda pada waktu Subuh.
Beberapa orang menyebutkan bahwa batas akhir shalat Subuh bisa melihat dari dimulainya pelaksanaan waktu Maghrib.
Ilustrasi shalat Subuh di masjid menjelang batas akhir waktu. (Unsplash)
Seperti apa Ustaz Abdul Somad menerangkan batas akhir shalat Subuh disebut bisa melihat dari waktu Maghrib? Mari simak penjelasannya di sini.
tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube TAMAN SURGA.NET, dalam suatu ceramah, Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang waktu shalat Subuh.
Ia mengungkap hal tersebut berasal dari pertanyaan jemaahnya akibat masih banyak yang sering telat atau meninggalkan shalat Subuh.
Mereka telat mengerjakan shalat Subuh disebabkan karena telat bangun tidur pada jam 6 pagi sampai jam 7 pagi.
Hal ini membuat Ustaz Abdul Somad tertarik menerangkan batas akhir shalat Subuh dari kasus tersebut.
Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwasanya waktu syuruq menjadi ketentuan batas akhir pelaksanaan shalat Subuh.
Ia pun menuturkan cara mengetahui waktu syuruq bisa ditentukan atau melihat dari waktu Maghrib setiap daerah.
Ini mengingat masing-masing daerah memiliki perbedaan waktu baik pelaksanaan shalat Subuh maupun Maghrib.
"Cara mudah untuk syuruq tengok Maghribnya, jam berapa Maghribnya," ungkap Ustaz Abdul Somad.
Tak hanya itu, ia membagikan waktu syuruq berpacu dengan dimulainya pelaksanaan Maghrib juga berlaku untuk waktu isyraq.
"Begitu juga cara mudah untuk isyraq tengok Maghribnya," katanya.
Isyraq sendiri menunjukkan waktu fajar telah tiba sebagaimana diketahui menjadi awal waktu shalat dhuha.
Kemudian, ia menerangkan soal cara menentukan dan mengukur waktu isyraq atau syuruq dengan pengurangan waktu Maghrib di daerahnya masing-masing.
Menurutnya, pengukuran tersebut melihat 15 menit sebelum waktu shalat Maghrib tiba.
Pendakwah itu memberikan contoh perihal tibanya waktu pelaksanaan shalat Maghrib di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Ia menjelaskan biasanya jadwal waktu normal shalat Maghrib tiba di Kota Tanjung Pinang pada pukul 18.04 WIB.
Seseorang dapat mengurangkan waktu Maghrib pada pukul 18.04 WIB sebanyak 15 menit.
Ia menyatakan waktu terbitnya matahari berada di Kota Tanjung Pinang dari hasil pengurangan 15 menit pada waktu Maghribnya berada di pukul 05.50 WIB.
Sontak, batas akhir waktu shalat Subuh di kota tersebut jatuh pada jam enam kurang 10 menit pada pagi hari.
"Jadi, di waktu dan jam inilah (05.50 WIB) shalat Subuh di Kota Tanjung Pinang ketika itu sudah habis," jelasnya.
Ia menyampaikan hitungan ini juga berlaku agar seseorang bisa mengerjakan dan menyempatkan shalat sunnah isyraq.
"Kalau Maghribnya jam 6.04 maka boleh shalat sunnah isyraq jam enam Subuh lewat lima. Lima belas menit sebelum itu Subuh sudah habis," terangnya.
Kemudian, ia menyarankan sebaiknya seorang Muslim mengerjakan shalat sunnah qabliyah sebelum menunaikan fardhunya, yakni Subuh.
Hal itu berpacu bagi seseorang yang bangun tidurnya pada pukul 05.30 WIB atau jam setengah enam pagi.
"Selanjutnya baru deh boleh mengerjakan shalat Subuh setelah iqamah," imbuhnya.
Ia mengatakan anjuran seseorang menyempatkan sunnah qabliyah karena masih mempunyai waktu sisa sebelum masuk waktu syuruq sekitar kurang lebih 20 menit.
Pendakwah berusia 47 tahun itu menuturkan setelah 15 menit memasuki waktu syuruq maka seseorang bisa mengerjakan shalat sunnah isyraq.
Ia kembali mencontohkan hasil batas akhir Subuh di Kota Tanjung pinang pada pukul 05.50 WIB maka shalat sunnah isyraq bisa dikerjakan pada pukul 06.05 WIB.
"Maka kalau begitu syuruq terbitnya matahari di Tanjung Pinang di jam 5.50. Tambah 15 menit baru boleh shalat isyraq pada jam 6.05," terangnya.
Kendati demikian, hitungan ini jangan menjadi alasan agar seseorang terbiasa mengerjakan shalat Subuh di batas akhir waktunya.
Ia berpesan shalat Subuh sebaiknya dilakukan tepat waktu agar mendapat banyak keutamaan seperti pahala berlipat ganda.
"Saya menyarankan agar umat Muslim tidak sering menunda shalat (Subuh) hingga mendekati waktu terbit matahari, karena keterlambatan dapat mengurangi pahala dan kualitas ibadah," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more