Tidak Pernah Sedekah tapi Selalu Jajan karena Punya Uang Banyak, Gus Baha Jelaskan kalau itu Sebenarnya Masuk Konsep...
- Kolase tangkapan layar YouTube Ilkhas Suharji & Freepik
Meski demikian, ia menyampaikan bahwasanya dari jajan di warung atau kepada pedagang sudah masuk dalam kategori konsep sedekah.
Ia menuturkan bahwa, dari jajan kepada pedagang atau di warung saat punya uang banyak sudah memberikan manfaat untuk orang lain.
Manfaat tersebut meliputi keuntungan walaupun jumlahnya sedikit tetapi masuk kategori sedekah yang dilakukan dengan baik.
Cendikiawan Islam itu menganggap jajan salah satu bentuk sedekah yang sopan dibandingkan memberikan uang tanpa tujuan pemicu pedagang tersinggung.
"Penjualnya senang itu, dagangannya juga laris dan dia (penjual) tidak tersinggung. Daripada sedekah Rp2 ribu malah penerima sedekah akan potensi tersinggung," ungkap Gus Baha.
Gus Baha menilai bentuk upaya pengabdian harta paling dahsyat melalui cara sedekah.
Menurutnya, sedekah bagian dari segala sesuatu sudah ditanam maka akan ada hasilnya yang bisa dipetik.
Ia memberikan contoh seorang pengusaha sedekah puluhan juta ke masjid maka ketika seseorang bangkrut sudah punya bekal amalan di akhirat.
"Contohnya dia mempunyai uang Rp1 Miliar, karena dia spekulan atau bisa dibilang pedagang rawan bangkrut, maka disedekahkan ke masjid Rp50 juta, itulah yang abadi," jelasnya.
"Maka kalau suatu saat dia bangkrut masih punya uang Rp50 juta di akhirat," sambungnya.
Pria berusia 53 tahun itu menjelaskan dari contoh tersebut bahwasanya Nabi Muhammad SAW mengartikan sedekah bagian tabungan uang.
Sebaliknya, banyak orang beranggapan sedekah hanya mengurangi uang karena memberikannya kepada orang lain tanpa imbalan.
"Jadi, Nabi mengajari sedekah itu apa? Ya sedekah itu pengabadian uang. Kalau kita kan nggak. Sedekah itu nguras uang," tuturnya.
Ia mengatakan pola pikir seseorang memandang sedekah hanya mengurangi uang bagian rencana tersukses dilakukan oleh setan.
"Itu pikiran setan, bukan pikiran orang Islam. Itu cara berikir setan, bukan cara berpikir umat Islam," terangnya.
Ia menerangkan tentang hal ini karena terinspirasi dari kisah istri Rasulullah SAW, Siti Aisyah selalu membagikan jatah makanan Nabi untuk orang membutuhkan.
Kala itu Rasulullah SAW bertanya kepada Aisyah terhadap jatah makanannya untuk dimakan beliau.
Load more