Jakarta, tvOnenews.com- Kini varian baru Covid-19 KP.1 dan KP.2 jadi perhatian berbagai negara, termasuk indonesia. Lantas darimana asalnya KP.1 dan KP.2?, varian perlu diwspadai oleh siapapun termasuk jemaah haji, berikut penjelasannya.
Berdasarkan informasi dari Kemenkes RI kalau KP.1 dan KP.2 sudah menyebar ke beberapan negara, seperti Singapura, Thailand, Kamboja dan Malaysia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan Covid-19 varian KP.1 dan KP.2, seperti yang menyebar di Singapura, merupakan subvarian turunan dari Omicron JN.1.
Secara global, subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara (54,3%). Secara lokal, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari 2/3 kasus Covid-19 di Singapura.
“Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya,” kata dr Syahril dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024)
Lebih lanjut, berdasar data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian Covid-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.
Sementara itu, varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura, tapi di Indonesia varian KP belum ditemukan.
“Sampai Mei 2024, kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan,” lanjut Syahril.
Dengan demikian, jemaah haji Indonesia pun juga diminta untuk mewaspadai varian baru KP.1 dan KP.2. Mengingat di Tanah Suci jemaah hadir dari berbagai negara datang untuk beribadah, sebab gejala umum dialami pasien positif Covid-19 seperti flu, batuk, pilek, demam sampai sesak napas.
Ahli Epidemiologi dr. Dicky Budiman mengimbau agar jemaah haji ataupun umrah indonesia tetap mengenakan masker selama di Tanah Suci.
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia ini juga berpesan agar senantiasa tetap menjaga kesehatan serta kebersihan tangan. Menurutnya, potensi penularan di Arab Saudi ada karena jemaah yang datang dari berbagai negara.
"Potensinya tentu ada. Apalagi Singapore juga Australia dan eropa memiliki warga muslim yang beribadah haji," ujar dr Dicky kepada tvonenews.com, Senin (20/5/20214). (klw)
Load more